Administrator Kantor Regional Busan, Kementerian Koordinasi Perhubungan Darat dan Maritim, Korea Selatan, Kim Young-seok mengungkapkan hal tersebut di Busan, Korea Selatan bagian selatan, Selasa (15/2). Saat itu Kim memaparkan perkembangan terakhir pembangunan pelabuhan Busan kepada Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang bertindak sebagai utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Hadir juga dalam kesempatan itu Menteri Perindustrian MS Hidayat, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP) Gita Wirjawan, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tanjung.
Menurut Kim, tingginya minat perusahaan swasta untuk menanamkan modal pada pengembangan pelabuhan Busan disebabkan oleh adanya berbagai insentif yang diberikan Pemerintah Korea Selatan. Insentif pertama adalah kejelasan lahan yang disediakan sehingga perusahaan swasta hanya tinggal menanamkan modalnya.
Kedua, memberikan biaya sewa lahan yang murah, yakni 3-15 sen dollar AS per meter persegi untuk setiap bulannya. Ketiga, memberikan keleluasaan berusaha dengan adanya batas waktu sewa lahan usaha yang bisa mencapai 50 tahun.
Keempat, memberikan insentif berupa pembebasan seluruh pajak langsung dalam tiga tahun pertama operasional pelabuhan dan memberikan diskon pajak sebesar 50 persen pada dua tahun selanjutnya. Kelima, membebaskan dari pungutan Pajak Pertambahan Nilai.
”Dengan berbagai insentif itu, kami sedang membangun kembali pelabuhan Busan di lima bagian yang baru dan masing-masing dibangun oleh para investor tersebut. Pada awalnya, hanya ada Hanjin yang menjadi operator pelabuhan di Busan, tetapi sekarang ada tambahan lima perusahaan lainnya,” kata Kim.
No comments:
Post a Comment