”Mau tidak mau, perlu regulasi yang jelas dan mendukung kedua sektor itu dari pemerintah. Kita ingin menjadi seperti Singapura dan negara lainnya, yang sumbangan pasar modalnya bagi produk domestik bruto (PDB)-nya lebih dari 50 persen,” kata Ketua Umum Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Airlangga Hartarto, dalam kunjungan AEI ke pabrik mobil PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di Jakarta, Kamis (24/2).
Kunjungan itu diikuti puluhan anggota AEI. Rombongan diterima Direktur ADM Pongky Prabowo. Selain melihat proses perakitan aneka produk ADM, juga dilakukan dialog kedua belah pihak.
Pongky menyatakan, perusahaannya terus berupaya meningkatkan performa perusahaan, terutama melalui upaya peningkatan kapasitas produksi sekaligus pengayaan inovasi. Saat ini, misalnya, ADM mampu menghasilkan satu mobil dalam rata-rata 72 detik dengan dukungan 8.000 pegawai. Hingga tingkat pemasok, jumlah orang yang mendukung kinerja ADM, kata Pongky, mencapai 500.000 orang.
Menurut Airlangga, ketika sektor riil dan manufaktur semakin tumbuh, maka jumlah perusahaan yang memilih IPO diperkirakan semakin bertambah karena adanya tambahan modal untuk ekspansi dan demi keuntungan yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Ia mengatakan, potensi dukungan sektor pasar modal bagi perekonomian nasional masih sangat luas sebab saat ini saja dukungan sektor privat sudah mencapai sekitar 80 persen.
Sebelumnya, AEI juga mendesak adanya regulasi yang mewajibkan industri asuransi nonbadan usaha milik negara (BUMN) untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia sebab selama ini industri asuransi di luar BUMN hanya berinvestasi di pasar modal Singapura. Dengan berinvestasi di Indonesia, hal itu berarti juga mendukung perekonomian nasional.
No comments:
Post a Comment