"Kami nggak ingin biasa-biasa saja. Jadi meskipun Rusunami tapi kami bangun dengan konsep apartemen mewah lengkap dengan berbagai fasilitasnya," kata Ari saat berbincang santai di sela acara REI Expo 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (7/5/2015). Rusunami yang diberi nama Gunung Putri Square ini merupakan salah satu proyek yang sengaja dibangun untuk mendukung 1 juta rumah yang merupakan program Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sesuai tujuan pembangunannya, harga rumah ini disesuaikan dengan harga yang ditetapkan pemerintah untuk rumah subsidi. "Harganya sekitar Rp 198 juta - 240 juta. Sesuai tipe dan letaknya," jelasnya. Meskipun harganya murah, namun fasilitas yang ditawarkan sangat lengkap dari mulai keamanan, area bermain hingga fasilitas ruang pertemuan.
Selain itu, fasilitas di luar apartemen pun cukup menunjang karena ditopang oleh 3 akses jalan tol yakni pintu Tol Gunung Putri, Pintu Tol Cimanggis dan Pintu Tol Cibubur. BUMN konstruksi, PT PP Properti ikut ambil bagian dalam program 1 juta rumah yang dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Proyek yang dikerjakannya adalah Gunung Putri Square, Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang dibangun dengan konsep Apartemen yang mulai dibangun 29 April 2015.
Unit hunian ini ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 198 juta hingga Rp 240 juta per unit. Untuk membeli hunian ini masyarakat bisa mendapat subsidi bungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lewat Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) menjadi hanya 5%.
Marketing Manager Gunung Putri Square Ferdian Arifiansya mengatakan unit ini dapat dimiliki hanya cukup dengan membayar booking fee sebesar Rp 1 juta dan uang muka sekitar Rp 25 juta. "DP-nya cukup Rp 25 juta dengan cicilan yang sangat ringan dan bunga juga ringan 5% fixed (tetap) selama 20 tahun," ujar Ferdian di acara Pameran Properti REI Expo 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Ia mengatakan, dengan subsidi bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menjadi 5%, masyarakat bisa memiliki hunian tersebut dengan cicilan bulanan tetap selama 20 tahun hanya Rp 1,4 juta-1,75 juta per bulan. "Harganya bervariasi bergantung letak di lantai berapa dan tipe hunian yang diinginkan. Tapi cicilannya cukup rendah. Misalnya yang di lantai 1 dan 2 untuk tipe 21, cicilannya cuma Rp 1.475.130 per bulan selama 20 tahun. Yang paling mahal yang tipe 24 di lantai 1,3,5 cicilannya Rp 1.757.608 per bulan," papar dia.
Namun demikian, konsumen harus bergegas karena dari 896 unit yang tersedia, 88% atau 788 unitnya sudah laku terjual dan tinggal tersisa 108 unit saja. Ia menambahkan untuk dapat memperoleh fasilitas subsidi KPR tersebut ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara lain:
- Warga Negara Indonesia berusia minimal 21 tahun
- Khusus pembelian melalui Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera Susun (KPRSS)
- Belum memiliki rumah sebelumnya dibuktikan dengan surat keterangan Kepala Desa dan Instansi tempat bekerja.
- Karyawan tetap dengan penghasilan tidak lebih dari Rp 7 Juta/bulan
- Menyerahkan Foto Copy SPT Tahunan
- Mempunyai NPWP Pribadi
- Tidak sedang mengangsur KPR
- Persetujuan mendapat FLPP dari pihak Bank
"Yang paling utama itu tidak pernah mencicil rumah sebelumnya bagi suami-istri dalam satu KK (Kartu Keluarga). Kalau suami tidak pernah mencicil tapi istri sudah, itu tetap tidak bisa menerima. Dan yang terpenting pendapatan di bawah Rp 7 juta," katanya
Meski demikian, bagi masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan, tetap bisa membeli hunian tersebut namun tidak mendapat fasilitas subsidi KPR. "Artinya, kalau yang dapat FLPP dia bunga tetap 5%, kalau yang tidak memenuhi syarat akan dikenakan bunga komersial 11% naik turun per tahun," katanya. Perbedaan paling mencolok dari mereka yang mendapat subsidi KPR dengan yang tidak mendapat adalah besaran cicilan bulanannya.
"Kalau yang dapat subsidi, misalnya untuk tipe 21 di lantai 1 cicilannya Rp 1.476.130. Kalau yang nggak dapat subsidi cicilannya Rp 2.056.422," katanya. BUMN konstruksi, PT PP Properti mendukung program pembangunan 1 juta rumah Presiden Jokowi dengan membangun rusun murah mulai Rp 198 juta. Namun untuk mencegah kalangan atas membeli hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ini sebagai ajang spekulasi, rusun ini tak akan dilengkapi lahan parkir mobil.
Proyek bernama Gunung Putri Square ini terletak di wilayah strategis kawasan industri Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat yang lokasinya di kawasan industri sekitar 93 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 24.000 orang. Menurut General Manager Marketing and Commercial PT PP Properti Ari Kartika, lokasi proyek yang strategis menjadi potensi menarik yang mengundang para investor turut mengincar proyek ini. Padahal Rusun murah ini untuk MBR yang belum punya rumah.
"Banyak yang bukan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) yang ikut mengincar hunian-hunian di proyek ini karena melihat potensi yang besar jumlah buruh yang bekerja di kawasan tersebut," ujar Ari di sela acara REI Expo 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Pihak-pihak non MBR yang menincar Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) Gunung Putri Square ini, umumnya adalah masyarakat sekitar yang sebelumnya sudah mengelola rumah kontrakan atau pun indekos hingga pihak perusahaan di sekitar lokasi proyek yang membutuhkan mes bagi karyawannya."Investor itu biasanya masyarakat sekitar sendiri. Dia biasanya sudah punya kontrakan dan ingin membeli unit Rusunami lagi untuk disewakan juga karena melihat jumlah tenaga kerja di sekitar situ yang banyak jumlahnya," ujarnya.
Menanggapi fenomena tersebut, pihak manajemen tak tinggal diam. Ari mengaku pihaknya berkomitmen untuk mendahulukan para pekerja yang masuk golongan MBR untuk bisa memiliki hunian tersebut. Cara yang dilakukan dari mulai tidak menyediakan parkiran untuk kendaraan roda empat hingga penyaringan ketat penerimaan calon pembeli.
Meski demikian, bagi masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan, tetap bisa membeli hunian tersebut namun tidak mendapat fasilitas subsidi KPR. "Artinya, kalau yang dapat FLPP dia bunga tetap 5%, kalau yang tidak memenuhi syarat akan dikenakan bunga komersial 11% naik turun per tahun," katanya. Perbedaan paling mencolok dari mereka yang mendapat subsidi KPR dengan yang tidak mendapat adalah besaran cicilan bulanannya.
"Kalau yang dapat subsidi, misalnya untuk tipe 21 di lantai 1 cicilannya Rp 1.476.130. Kalau yang nggak dapat subsidi cicilannya Rp 2.056.422," katanya. BUMN konstruksi, PT PP Properti mendukung program pembangunan 1 juta rumah Presiden Jokowi dengan membangun rusun murah mulai Rp 198 juta. Namun untuk mencegah kalangan atas membeli hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) ini sebagai ajang spekulasi, rusun ini tak akan dilengkapi lahan parkir mobil.
Proyek bernama Gunung Putri Square ini terletak di wilayah strategis kawasan industri Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat yang lokasinya di kawasan industri sekitar 93 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja hingga 24.000 orang. Menurut General Manager Marketing and Commercial PT PP Properti Ari Kartika, lokasi proyek yang strategis menjadi potensi menarik yang mengundang para investor turut mengincar proyek ini. Padahal Rusun murah ini untuk MBR yang belum punya rumah.
"Banyak yang bukan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) yang ikut mengincar hunian-hunian di proyek ini karena melihat potensi yang besar jumlah buruh yang bekerja di kawasan tersebut," ujar Ari di sela acara REI Expo 2015 di JCC, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Pihak-pihak non MBR yang menincar Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) Gunung Putri Square ini, umumnya adalah masyarakat sekitar yang sebelumnya sudah mengelola rumah kontrakan atau pun indekos hingga pihak perusahaan di sekitar lokasi proyek yang membutuhkan mes bagi karyawannya."Investor itu biasanya masyarakat sekitar sendiri. Dia biasanya sudah punya kontrakan dan ingin membeli unit Rusunami lagi untuk disewakan juga karena melihat jumlah tenaga kerja di sekitar situ yang banyak jumlahnya," ujarnya.
Menanggapi fenomena tersebut, pihak manajemen tak tinggal diam. Ari mengaku pihaknya berkomitmen untuk mendahulukan para pekerja yang masuk golongan MBR untuk bisa memiliki hunian tersebut. Cara yang dilakukan dari mulai tidak menyediakan parkiran untuk kendaraan roda empat hingga penyaringan ketat penerimaan calon pembeli.
"Nggak kita sediakan parkiran mobil. Kemudian juga untuk yang non MBR cicilannya tidak bisa dapat subsidi, jadi cicilannya lebih mahal. Kita juga membatasi sejauh mana investor bisa membeli. Semuanya kita lakukan agar yang diutamakan tetap MBR yang bisa membeli rumah susun ini," katanya.
Gunung Putri Square adalah proyek hunian berbentuk Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami) yang dibangun dengan konsep Apartemen. Unit hunian dalam proyek ini ditawarkan dengan kisaran harga Rp 198 juta hingga Rp 240 juta.Lokasi proyek ini ada di jalan Mercedes Benz No 257 Gunung Putri, Bogor dekat dengan kawasan industri Gunung Putri.
"Bagi yang berminat, bisa mengajukan pembelian di sini (Ajang Pameran REI Expo 2015 di JCC). Rusunami (Rumah Susun Sederhana Milik) ini merupakan rusun FLPP dengan bunga cicilan hanya 5% fixed selama 20 tahun," ujar Marketing Manager Gunung Putri Square Ferdian Arifiansyah.
Bukan hanya suku bunga rendah, dalam pameran ini pula ditawarkan berbagai penawaran menarik dari mulai potongan uang muka Rp 3 juta, tanda jadi rendah hanya Rp 1 juta dan uang muka yang bisa dicicil 16 kali."DP sekitar Rp 25 juta-an. Bisa dicicil 16 kali atau sekitar Rp 1,5 juta perbulan. Masih ada potongan lagi Rp 3 juta selama pameran," tutur dia. Dari 896 unit yang tersedia, 88% atau 788 unitnya sudah laku terjual dan tinggal tersisa 108 unit saja. "Sisa sekitar 100 unit di lantai 1, 2 dan lantai paling atas," ujarnya.
No comments:
Post a Comment