Wednesday, May 6, 2015

Ismed Hasan Putro Diberhentikan Sebagai Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)

Mantan Bos PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro akan kembali ke bisnis sawit dan properti setelah dicopot dari kursi Direktur Utama RNI. Ismed mengaku punya kebun sawit di Riau dan bisnis tradingserta properti di Jawa dan Bali.  "Sekalian mau fokus rencana mendirikan pesantren," katanya saat dihubungi , Rabu, 6 Mei 2015.

Ismed mengklaim tak kehilangan apapun ketika diberhentikan dari RNI sejak Selasa, 5 Mei 2015. Menurut Ismed, justru secara materi penghasilannya di RNI jauh lebih kecil dibanding mengelola bisnisnya sendiri. Namun ia mengaku belajar banyak setelah empat tahun menjadi Komisaris RNI dan menjadi direktur utamanya selama 3 tahun terakhir.

"Saatnya menekuni bisnis pribadi. Sudah saatnya saya urus itu," katanya.

Kendati tak merasa kehilangan jabatan, kata Ismed, dia tetap mempertanyakan alasan Menteri BUMN Rini Soemarno selaku pemegang saham memberhentikan dirinya. Menurut Ismed, alasan Kementerian memberhentikan dirinya karena kinerja RNI memburuk tak berdasar. Sebab, kerugian RNI pada 2014 yang mencapai Rp 200 miliar bukan karena salah manajemen, tapi kebijakan pemerintah yang membiarkan impor gula rafinasi dan menghancurkan harga gula lokal. Menurut Ismed, 60 persen kinerja RNI ditopang oleh gula.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mencopot Ismed Hasan Putro dari jabatanya sebagai Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).  Alasannya, kata Rini, kinerja Ismed memimpin RNI kurang sesuai dengan ekspektasi. "Ini rekomendasi dari deputi maupun dekom (dewan komisaris). Performa RNI sangat jelek di 2014," ujar Rini di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Oleh karena itu, Rini langsung mengambil inisiatif mengusulkan penggantinya sambil menunggu proses pergantiannya. Namun, Rini tak mau membeberkan lebih jelas terkait kinerja Ismed.  Rini mempersilahkan wartawan untuk langsung menanyakan hal tersebut kepada Deputi BUMN. Terkait proses pergantian Ismed itu, Rini mengatakan bahwa prosesnya kemungkinan akan selesai dalam dua pekan mendatang.
"Pemberhentian saya ini ada faktor X-nya. Saya masih punya hak membela, tapi nanti kesannya saya mencari jabatan," kata Ismed.

Tahun lalu, RNI mencatat kerugian Rp 200 miliar. Angka itu anjlok jauh dibanding kinerja perusahaan pada 2013 yang mencatat laba komprehensif tahun berjalan sebanyak RP 33,242 miliar. Pada 2012, RNI membukukan laba bersih sebesar Rp 270,32 miliar atau naik signifikan dibanding tahun 2011 di mana RNI mencetak rugi sebesar Rp 68,45 miliar.

Ismed baru menjabat selama 3 tahun 2 bulan sejak pertama kali ditunjuk menjadi bos RNI pada awal 2012 oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Pemberhentian Ismed berlaku efektif sejak kemarin, Selasa, 5 Mei 2015.

Mantan Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Ismed Hasan Putro enggan mendebat alasan pemberhentian dirinya sebagai bos perusahaan pelat merah yang bergerak pada bidang agroindustri, farmasi, dan perdagangan itu.

Ismed mengaku banyak hal yang bisa dia bantah dan lawan soal alasan pemegang saham atau Menteri BUMN Rini Soemarno memberhentikan dirinya sebagai bos RNI sejak kemarin, Selasa, 5 Mei 2015. "Katanya sih soal kinerja. Tapi saya tak mau perdebatkan lagi," kata Ismed saat dihubungi .
Ismed mempertanyakan klaim pemegang saham yang menyebutkan pemberhentian dia karena buruknya kinerja perusahaan. Kerugian RNI tahun lalu yang mencapai Rp 200 miliar diklaim bukan karena salah manajemen, tapi kebijakan pemerintah yang membiarkan impor gula rafinasi. "Pemberhentian saya ini ada faktor X-nya. Saya masih punya hak membela, tapi nanti kesannya mencari jabatan," tutur Ismed.

Tahun lalu, kata Ismed, Indonesia diserbu gula rafinasi impor yang harganya di bawah Rp 8.000 per kilogram. Akibatnya, gula milik RNI tak laku. Padahal 60 persen kinerja RNI ditopang oleh gula. "Semua pabrik gula dan petani gula juga merugi tahun lalu. Coba dicek," ucap Ismed.

Tahun lalu RNI mencatat kerugian Rp 200 miliar. Angka itu anjlok jauh dibanding kinerja perusahaan pada 2013 yang mencatat laba komprehensif tahun berjalan sebanyak RP 33,242 miliar. Pada tahun pertama kepemimpinan Ismed, atau tahun 2012, RNI membukukan laba bersih sebesar Rp 270,32 miliar atau naik signifikan dibanding tahun 2011 ketika RNI mencetak rugi sebesar Rp 68,45 miliar.

Ismed baru menjabat selama tiga tahun dua bulan sejak pertama kali ditunjuk menjadi bos RNI oleh mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan pada awal 2012. Seharusnya masa jabatan Ismed berakhir pada 2017. Pemberhentian Ismed berlaku efektif sejak kemarin, Selasa, 5 Mei 2015.

No comments:

Post a Comment