Pemerintah Arab Saudi punya program untuk mereformasi tatanan ekonominya. Target jangka panjang adalah tidak bergantung kepada penjualan minyak mentah. Ada banyak hal yang akan dilakukan Arab Saudi dalam menjalankan program reformasi tersebut, salah satunya adalah melepas sebagian kepemilikan saham di Saudi Aramco, BUMN minyak terbesar milik Arab Saudi.
"Negara kita sudah ketergantungan minyak," kata Pangeran Mohammed bin Salman Al Saud, Wakil Perdana Menteri Arab Saudi, saat mengumumkan rencana reformasi itu, seperti dikutip dari BBC, Selasa (26/4/2016). Arab Saudi akan menjual sekitar 5% saham Saudi Aramco. Perusahaan minyak tersebut ditaksir bernilai US$ 2,5 triliun atau sekitar Rp 32.500 triliun.
Dengan demikian, 5% saham Aramco bisa mencapai Rp 1.625 triliun. Kabarnya, penjualan saham ini akan dilakukan melalui mekanisme initial public offering (IPO) alias penawaran ke publik.
Jika benar terjadi, maka pelepasan saham Aramco bisa mencetak rekor IPO termahal di dunia, jauh melebihi hasil IPO Facebook maupun Alibaba. Sebagian besar dana hasil aksi korporasi ini akan dana investasi pemerintah ke luar negeri (sovereign wealth fund) sebesar US$ 2 triliun.
Arab Saudi berencana memakai dana tersebut untuk berinvestasi ke berbagai sektor di luar negeri, salah satunya adalah tambang mineral.
No comments:
Post a Comment