PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berencana menerbitkan surat utang berbentuk obligasi dengan denominasi rupiah antara Rp5 triliun - Rp10 triliun. Jika tidak ada aral melintang, obligasi itu akan ditawarkan pada semester kedua mendatang. Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan opsi penerbitan obligasi akan ditempuh apabila kondisi pertumbuhan deposito tidak terlalu baik. "Kalau deposito tumbuh, obligasinya tidak terlalu banyak. Jika tidak tumbuh, maka obligasinya banyak," ujarnya, Rabu (20/4).
Rencananya, obligasi yang akan diterbitkan tersebut terdiri dari dua tranche, yakni obligasi dengan tenor lima tahun dan tujuh tahun. Dana segar dari obligasi ini akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis kredit perseroan di sepanjang tahun ini. Adapun, skema lain yang tengah dipertimbangkan, yaitu pinjaman bilateral. Upaya ini diambil untuk menutup kebutuhan pembiayaan proyek infrastruktur dengan mata uang asing. Kedua opsi pendanaan ini ditargetkan mencapai US$1 miliar atau setara Rp13 triliun - Rp14 triliun.
"Yang menawarkan bilateral loan sih banyak. Namun, kami masih melihat waktunya dan harga. Kami seimbangkan antara dolar dengan rupiahnya. Saat ini, prosesnya masih menunggu," tutur pria yang akrab disapa Tiko. Pahala Mansury, Direktur Treasury Bank Mandiri menuturkan, perseroan akan menggunakan laporan keuangan kuartal I untuk memulai proses penerbitan obligasi pada Mei nanti.
No comments:
Post a Comment