"Sebagai bank komersial kelas dunia, Amerika Serikat dan Asia adalah basis kami. Dalam hal potensi pertumbuhan dan karakteristik demografis, target kami adalah Indonesia. Kami mencari peluang untuk akuisisi di sana," ujar Takashi Oyamada, Presiden Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU) seperti dilansir Reuters, dikutip Selasa (5/4).
Kendati demikian, Oyamada tidak menjelaskan secara terperinci berapa dana yang disiapkan untuk mengakuisisi institusi keuangan di Indonesia. Namun aset yang berpotensi diambil alih di antaranya, 39 persen saham Australia and New Zealand Banking Group Ltd di PT Bank Pan Indonesia Tbk, serta saham Temasek Holdings dari Singapura di Bank Danamon.
"Kami tidak berpikir untuk membeli bank komersial di Eropa," tutur Omayada yang menjabat sebagai Presiden BTMU per 1 April 2016 lalu menggantikan Nobuyuki Hirano. Sejak krisis keuangan pada tahun 2008 silam, MUFG memang agresif mengembangkan jaringan bisnisnya di luar Jepang. Aset MUFG tumbuh 40 persen dalam lima tahun terakhir mencapai 300 triliun yen atau setara US$2,67 triliun.
Adapun, kesepakatan terbesar MUFG di Amerika Serikat, yaitu akuisisi saham lebih dari 20 persen terhadap kepemilikan Morgan Stanley pada puncak krisis keuangan tahun 2008. Itu merupakan kesepakatan senilai US$9 miliar. Di Asia, MUFG tercatat memiliki sebagian besar saham Bank of Ayudhya Pcl di Thailand senilai lebih dari US$5 miliar. Pekan lalu, MUFG juga menyelesaikan kesepakatan untuk membeli Security bank Corp sebesar US$790 juta.
Oyamada menyadari, saat ini, profitabilitas industri bank komersial tertekan pasca penerapan suku bunga negatif oleh bank sentral Jepang. Belum lagi tantangan lainnya, yakni biaya dana yang mahal untuk simpanan berjangka alias deposito. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyambut baik niat Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG), bank kelas kakap asal Jepang untuk mengakuisisi bank di Tanah Air. Kendati demikian, OJK mengklaim, hingga saat ini, belum ada perwakilan dari MUFG yang menyampaikan informasi terkait.
"MUFG kelihatannya masih sedang shopping mau mengincar bank yang mana. Mungkin saja salah satu dari bank yang disebutkan (Bank Danamon atau Bank Panin). Tetapi, belum ada penyampaian ke kami," ujar Nelson Tampubolon, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK.
Pada prinsipnya, sambung dia, OJK membuka peluang untuk merger dan akuisisi bank nasional. Namun, ia menegaskan, OJK akan lebih mendorong agar investor yang datang lebih melirik bank-bank kecil. Misalnya, kelompok Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 1 dan 2. "Kami lebih mendorong kalau mereka masuk ke bank-bank kecil. Ya, terkecuali pemilik bank besar yang umumnya juga dari pihak asing itu sudah mau berhenti dari bisnis bank di Indonesia," imbuh Nelson.
Sebelumnya, MUFG menghembuskan kabar untuk melakukan merger dan akuisisi bank di Indonesia dan Amerika Serikat. "Sebagai bank komersial kelas dunia, Amerika Serikat dan Asia adalah basis kami. Dalam hal potensi pertumbuhan dan karakteristik demografis, target kami adalah Indonesia," terang Takashi Oyamada, Presiden Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ (BTMU).
Oyamada sendiri belum merinci berapa dana yang disiapkan untuk mengakuisisi institusi keuangan di Indonesia. Namun yang pasti, aset yang berpotensi diambil alih di antaranya, 39 persen saham Australia and New Zealand Banking Group Ltd di Bank Pan Indonesia, serta saham Temasek Holdings dari Singapura di Bank Danamon.
Sejak krisis keuangan pada tahun 2008 silam, MUFG memang agresif mengembangkan jaringan bisnisnya di luar Jepang. Aset MUFG tumbuh 40 persen dalam lima tahun terakhir mencapai 300 triliun yen atau setara US$2,67 triliun. Adapun, kesepakatan terbesar MUFG di Amerika Serikat, yaitu akuisisi saham lebih dari 20 persen terhadap kepemilikan Morgan Stanley pada puncak krisis keuangan tahun 2008. Kesepakatan itu bernilai US$9 miliar.
Sementara, di Asia, MUFG tercatat memiliki sebagian besar saham Bank of Ayudhya Pcl di Thailand senilai lebih dari US$5 miliar. Pekan lalu, MUFG juga menyelesaikan kesepakatan untuk membeli Security Bank Corp sebesar US$790 juta.
No comments:
Post a Comment