PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Central Asia Tbk membuka ruang penurunan suku bunga pinjaman pada semester I 2016. Likuiditas kedua bank berkapitalisasi besar itu tampaknya masih cukup baik jika melihat rendahnya pertumbuhan kredit pada tiga bulan pertam atahun ini.
Head of Treasury BCA, Branko Windoe mengatakan pelonggaran kebijakan moneter yang ditempuh oleh Bank Indonesia (BI) telah membantu perbankan dalam mengatasi penyakit utama lembaga jasa keuangan. Sejak suku bunga acuan (BI Rate) turun pada awal tahun, ia menilai perbankan bisa langsung mengambil keputusan untuk menurunkan suku bunga pinjaman maupun kredit yang dikucurkan ke nasabah.
"Kalau kita lihat, kita sedang dalam fase easy money policy dari sentral bank, bukan uang ketat, dengan easing seperti itu saja seharusnya bunga bisa turun," ujar Branko di Jakarta, Kamis (21/4).
Saat ini, jelasnya, BCA mematok suku bunga dasar kredit sebesar 10 persen untuk kredit korporasi, 11 persen untuk kredit retail, dan 10,25 persen untuk KPR, serta 8,63 persen untuk kredit non KPR. Branko melihat BCA masih memiliki peluang untuk mengikuti keinginan pemerintah menekan suku bunga kredit menjadi digit tunggal (single digit).
"Kita sekarang dalam siklus permintaan akan uang secara historis itu selalu rendah pada kuartal I, jadi timingnya memang pas untuk menurunkan suku bunga," jelasnya. Terlebih saat ini, lanjutnya, BI akan menggunakan 7 Days Reverse Repo Rate sebagai instrumen moneter baru untuk membantu pelonggaran likuiditas. Rencannya, suku bunga acuan repo tersebut baru akan diberlakukan BI pada 19 Agustus 2016.
Dalam kondisi likuiditas ketat, kata Branko, bank sebenarnya dapat memanfaatkan fasilitas kredit (Lending Facility) BI. Sedangkan saat likuiditas mengetat, bank akan mulai memanfaatkan deposito atau dana mahal. Apabila hanya mengandalkan dana mahal, kata dia, maka referensinya jadi tidak sesuai.
Pada kesempatan yang sama Direktur Treasury dan Market Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansury mengatakan perseroan telah menurunkan suku bunga kreditnya hingga 75 basis poin (bps). Segmen kredit yang dipangkas bunganya sejauh ini hanya untuk beberapa sektor strategis, terutama pembiayaan infrastruktur oleh korporasi.
Menurut Pahala, Bank Mandiri masih membuka ruang pemangkasan bunga kredit untuk segmen lainnya. Bank pelat merah tersebut akan menurunkan suku bunga pinjaman terutama bagi nasabah yang dianggap memiliki risiko rendah dan berperan dalam pembangunan infrastruktur seperti sektor perumahan.
"Tentunya dengan beberapa persyaratan, kondisi perusahaan baik, transaksi cukup banyak, asal ruang penurunannya ada," ujar Pahala.
No comments:
Post a Comment