Perusahaan pertambangan asal China, PT Agincourt Resources mencetak kinerja negatif pada kuartal III 2015 menyusul kejatuhan harga emas di pasar komoditas dunia. Hal ini tercermin dari menyusutnya angka penjualan emas dan perak dari tambang Martabe, Sumatera Utara yang hanya sebesar US$ 82,5 juta, turun 11,3 persen ketimbang pencapaian kuartal II 2015 yang mencapai US$ 93 juta.
Tim Duffy, Presiden Direktur Agincourt Resources mengatakan menurunnya pendapatan merupakan imbas dari kejatuhan harga emas di pasar global. Berdasarkan catatan Agincourt, rata-rata harga emas tambang Martabe pada kuartal III 2015 berkisar US$ 1.126 per ounce, lebih rendah 5,6 persen dibandingkan dengan harga jual kuartal sebelumnya yang sekitar US$ 1.193 per ounce.
“Kalau untuk harga emas di pasar dunia saat ini berfluktuasi di antara US$ 1.081 per ounce dan US$ 1.130 per ounce. Jumlah ini sedikit di bawah pemodelan (proyeksi) keuangan internal perusahaan kami, namun pencapaian jumlah (produksi) ounce emas dan perak bisa menyeimbangkan kekurangan pendapatan akibat turunnya harga.” ujar Tim Duffy dalam keterangan resmi Agincourt, Jumat (29/10).
Tak hanya soal harga, penurunan produksi emas juga turut mengurangi penerimaan perusahaan. Dalam laporan keuangan teranyar Agincourt disebutkan, volume produksi emas dari tambang Martabe pada periode Juli-September hanya sebanyak 70.302 ounce, turun 2,5 persen dibandingkan produksi kuartal II 2015 yang mencapai 72.096 ounce.
Demikian halnya dengan volume produksi perak, yang hanya sebanyak 609.178 ounce atau lebih rendah 3,5 persen dibandingkan capaian produksi triwulan sebelumnya 631.189 ounce. Meski demikian, manajemen Agincourt masih optimistis target produksi 285.000 ounce untuk emas dan 2,3 juta ounce untuk perak dapat tercapai di akhir tahun. “Hasil di kuartal ini akan memberi dampak positif berkelanjutan terhadap keseimbangan kinerja tahun ini,” tutur Duffy
Dari sisi belanja, Agincourt telah menghabiskan anggaran belanja modal sebesar US$ 7,9 juta selama kuartal III, yang antara lain digunakan untuk membiayai pembangunan bendungan tailing baru. Proporsi belanja modal Agincourt tercatat turun 24 persen dibandingkan dengan penyerapan modal kerja kuartal II yang mencapai US$ 10,5 juta.
Perusahaan tambang emas, Agincout Resources mencetak kinerja keuangan positif meski dibayangi kejatuhan harga komoditas tambang di pasar global. Agincourt berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 211 juta di semester I 2015, naik 5,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu US$ 200 juta. Pendapatan usaha Agincourt di paruh pertama tahun ini tak lepas dari meningkatnya produksi emas dari tambang Martabe di Sumatera Utara yang mencapai 156.316 ounces. Angka tersebut naik 15,8 persen ketimbang besaran produksi di semester I 2014.
“Berdasarkan panduan Dewan Emas Dunia, all in sustaining cost (AISC) Martabe kuartal dua ini mencapai US$ 537 per ounces dan kembali masuk dalam tataran kompetitif dibandingkan dengan tambang emas dunia lainnya. Capaian kuartal ini tentu akan memberi dampak positif pada kelanjutan dan kestabilan kinerja tahun ini,” ujar Tim Duffy, Presiden Direktur Agincourt Martabe melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (16/7).
Selain produksi emas yang naik, Duffy mengatakan produksi perak yang dihasilkan oleh anak usaha G-Resources ini juga meningkat 23 persen ke level 1,28 juta ounce ketimbang capaian periode yang sama tahun lalu di kisaran 1,04 juta ounce.
Namun, Agincourt memilih untuk tak menggenjot produksi emas dan peraknya pada tahun ini mengingat harganya terlampau rendah di pasar. Perusahaan menargetkan produksi emas tahun ini sebesar 285 ribu ounce, sedangkan perak 2,3 juta ounce, dengan perkiraan AISC di level US$ 600 sampai US$ 700 per ounce. “Tapi fokus perusahaan tetap melaksanakan Martabe Improvement Program yang bertujuan untuk meningkatkan tangkapan ounce sambil meminimalisir biaya yang akan meningkatkan margin per ounce emas yang diproduksi,” tutur Duffy.
Mengacu pada laporan terakhir manajemen, saat ini Agincourt masih melakukan pengeboran di lima lokasi dekat wilayah operasional Martabe dan dua lokasi di wilayah eksplorasi regional Tani Hill dan Tango Papa. Sementara hingga 30 Juni 2015 kemarin, masih terdapat 16.992 ounce emas dan 170.942 ounce perak dalam bentuk bullion yang belum terjual.
Perusahaan Tambang Emas Martabe merevisi target produksi 2015 setelah produksi kuartal I-2015 menjadi yang terbaik sejak 2013. Target produksi tahun ini direvisi menjadi 285.000 ounce emas dan 2,3 juta ounce perak serta perkiraan All-in Sustaining Cost (AISC) di antara US$ 600-700 per ounce yang dijual.
Produksi kuartal pertama ini mencapai 84.220 ounce atau ekivalen dengan produksi emas selama satu tahun sebesar 337.000 ounce. Sedangkan produksi perak mencapai 651.218ounce, ekivalen dengan produksi perak setahun sebesar 2,6 juta ounce. “Pencapaian Kuartal I-2015 merupakan hasil produksi tertinggi sejak Tambang Emas Martabe berproduksi secara komersial pada 2013,” demikian keterangan perusahaan itu, Rabu (29/4).
Biaya operasional berdasarkan perhitungan Dewan Emas Dunia (World Gold Council) sebesar US$ 344 per ounce, lebih rendah daripada biaya pada kuartal IV-2014 sebesar USD 469 per ounce. Dampak dari produksi yang baik dan pengendalian biaya, All-in Sustaining Cost (AISC) pada kuartal ini sangat rendah, yaitu USD 471 per ounce yang dijual. Ini lebih rendah dari AISC di kuartal IV-2014 yang mencapai USD 728 per ouncedijual.
Sebelumnya pada Januari 2015 ditetapkan target produksi untuk tahun berjalan sebesar 250.000 ounce emas dan 2,2 juta ounce perak serta AISC di antara US$ 750–850 perounce dijual. “Kuartal sangat baik ini akan memiliki dampak positif berkelanjutan pada keseimbangan kinerja tahun ini,” kata Presiden Direktur Tambang Emas Martabe Peter Albert. “Kompetitifnya komponen biaya merupakan hasil mendasar dari sebuah proyek yang kuat. Perusahaan akan terus fokus untuk meningkatkan jumlah ounce yang bisa ditangkap dan menghemat biaya operasional dan modal sebaik-baiknya.”
Penjualan emas pada kuartal ini mencapai 87.346 ounce dan perak 719.211 ounce. Pendapatan dari hasil penjualan emas dan perak sebesar US$ 118 juta, dengan harga jual emas rata-rata US$ 1.218 per ounce dan harga jual perak rata-rata US$ 16,5 per ounce. Adapun dana eksplorasi diperkirakan mencapai US$ 16 juta. Sementara modal kerja perusahaan tahun 2015 diperhitungkan sebesar USD 57 juta. Ini termasuk biaya akuisisi lahan, peninggian TSF, dan sebagian instalasi fasilitas crushing sehingga pabrik dapat beraktivitas maksimal 5 juta ton bijih per tahun.
Modal kerja di luar biaya eksplorasi regional yang telah digunakan selama kuartal 2015 sebesar US$ 10 juta, termasuk biaya pembangunan fasilitas penampungan tailing. Per 31 Desember 2014, Tambang Emas Martabe yang berlokasi di Kecamatan Batang Toru, Sumatera Utara, seluas 1.639 kilometer persegi, memiliki sumber daya 7,4 juta ounce emas dan 70 juta ounce perak. Jumlah cadangan 2,68 juta ounce emas dan 27,2 juta ounceperak.
No comments:
Post a Comment