Kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tetap baik di tengah harga minyak dunia yang mengalami penurunan signifikan serta nilai tukar rupiah yang berfluktuasi. Sepanjang triwulan I-2016, emiten berkode PGAS itu membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 720,39 juta, naik sebesar US$ 24,02 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 696,37 juta.
Peningkatan pendapatan tersebut antara lain adalah hasil kontribusi dari beroperasinya pipa transmisi gas bumi Kalija I yang dioperasikan PT Kalimantan Jawa Gas dan peningkatan pendapatan dari Saka Energi Indonesia, anak usaha PGN di hulu migas.
Laba operasi pada triwulan I-2016 sebesar US$ 157,85 juta, naik sebesar US$ 5,21 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 152,65 juta. Adapun EBITDA sebesar US$ 230,33 juta, naik sebesar 13,74 juta dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 216,58 juta. Sementara laba bersih sebesar US$ 100,65 juta atau sekitar Rp 1,36 triliun (rata-rata kurs di triwulan I-2016 Rp 13.535) pada triwulan I-2016, walau kondisi perekonomian global dan nasional sedang mengalami perlambatan.
"Untuk mengoptimalkan kinerja perusahaan, kami melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian yang sedang mengalami perlambatan," kata Sekretaris Perusahaan PGN, Heri Yusup, dalam keterangan tertulis, Jumat (29/4/2016). Selama periode Januari-Maret 2016, perusahaan gas milik negara itu menyalurkan gas bumi sebesar 1.643 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 1.567 MMSCFD.
Rinciannya, volume gas distribusi sebesar 797 MMSCFD, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 796 dan volume transmisi gas bumi sebesar 846 MMSCFD, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 771 MMSCFD.
Heri mengatakan, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonmian nasional, perusahaan pelat merah itu optimistis kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Meskipun kondisi perekonomian mengalami perlambatan, PGN tetap mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat.
Heri mengungkapkan, PGN akan semakin agresif membangun infrastruktur gas bumi nasional untuk meningkatkan pemanfaatan produksi gas nasional. Selama setahun terakhir PGN membangun lebih dari 860 kilometer pipa gas bumi. Pada akhir 2014 infrastruktur pipa gas PGN sepanjang 6.161 km dan saat ini mencapai 7.026 km atau setara dengan 76% pipa gas bumi hilir nasional.
Tambahan infrastruktur pipa gas tersebut mulai dari pipa transmisi Kalija I sepanjang lebih dari 200 km dan penambahan jaringan pipa distribusi di wilayah eksisting. Saat ini PGN juga hampir merampungkan pengerjaan proyek pipa di kawasan bisnis Nagoya, Batam sepanjang 18,3 km.Selain itu juga sedang mengerjakan pembangunan pipa Muara Karang-Muara Bekasi sepanjang 45 km, serta proyek-proyek pembangunan pipa gas bumi lainnya yang tersebar di berbagai daerah.
Sampai dengan triwulan I-2016, PGN menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga, 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran hingga rumah makan, serta 1.576 industri skala besar dan pembangkit listrik. Pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara dan Sorong Papua.
No comments:
Post a Comment