PT Bank Danamon Indonesia Tbk mencatatkan pertumbuhan laba di sepanjang kuartal I 2016 sebesar Rp814 miliar atau naik 18 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Chief Financial Officer Danamon Vera Eve Lim mengatakan kenaikan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 9 persen dibanding tahun lalu.
"Memang laba kita jauh membaik karena didukung fee based income kita. Faktor kedua yakni dari sisi kualitas funding yang membaik dan ketiga adalah efisiensi yang memang tengah digencarkan oleh OJK," ujar Vera di Jakarta, Selasa (26/4).
Dilihat dari biaya operasional, Danamon memang berhasil menyusutkannya sebesar 9 persen dibandingkan tahun lalu menjadi Rp2,1 triliun. Di kuartal I 2016 giro dan tabungan (CASA) Danamon turun 15 persen menjadi Rp45,9 triliun dari Rp53.9 triliun di tahun sebelumnya seiring berkurangnya dana mahal. Di samping itu deposito juga naik 4 persen menjadi Rp65,1 triliun.
Namun, pertumbuhan laba Danamon ternyata tidak disertai dengan pertumbuhan penyaluran kredit. Selama kuartal I 2016, penyaluran kredit Danamon minus sebesar 7 persen dengan nilai Rp12,5 triliun dibanding tahun lalu yang mencapai Rp13,5 triliun. Angka kredit macet (NPL) gross Danamon pun terbilang tinggi yakni 3,3 persen.
"Penurunan kredit tahun ini akibat dampak lesunya pertumbuhan industri otomotif, karena itu adalah indikator demand konsumen di pasar. Diharapkan di kuartal II demand jadi lebih baik," ujar Vera. Kendati demikian Vera optimistis pertumbuhan permintaan kredit Danamon mampu mencapai 10 persen, sehingga perseroan masih enggan merevisi target pertumbuhan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB).
"Revisi pertumbuhan, masih terlalu awal untuk dibahas. Namun memasuki kuartal II kita berharap animo permintaan kredit akan membaik," jelasnya
No comments:
Post a Comment