PT Bank Maybank Indonesia membukukan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali sebesar Rp1,14 triliun sepanjang 2015. Jumlah tersebut meningkat sebesar 60,9 persen dibanding perolehan laba bersih 2014.
Presiden Direktur Maybank Taswin Zakaria mengatakan, peningkatan laba terjadi karena perusahaan fokus memperkuat likuiditas dan simpanan nasabah. Total simpanan nasabah tahun lalu tercatat sebesar Rp115,49 triliun, naik 12,7 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp102,49 triliun.
"Kami disiplin dalam mengelola modal dan likuiditas perusahaan," kata Taswin di Jakarta, Jumat (22/4). Sementara kredit Maybank hanya naik 5,9 persen menjadi Rp112,5 triliun. Pertumbuhan kredit tersebut terjadi pada segmen utama, yaitu segmen perbankan bisnis dan perbankan ritel.
"Segmen perbankan bisnis tumbuh 12,5 persen, sedangkan perbankan ritel tumbuh 9 persen," jelas Taswin. Minimnya pertumbuhan kredit Maybank disebabkan oleh salah satu bisnisnya yang masih dalam proses re-profilling portofolio korporasi dan penyelarasan kembali (re-aligning), yaitu perbankan global. Kredit pada bisnis ini turun 10,7 persen dibanding tahun 2014.
Maka dari itu Maybank membuat beberapa strategi untuk meningkatkan perbankan global tahun ini, seperti fokus terhadap perusahaan berskala besar, penetrasi lebih dalam kepada nasabah, meningkatkan variasi produk, memanfaatkan kapabilitas Group, dan mendirikan tim khusus di bawah unit risk management untuk fokus terhadap penyelesaian kredit bermasalah.
Sepanjang 2016, Maybank menargetkan bisa mempertahankan besaran laba yang diterimanya pada 2015. Taswin mengakui perekonomian Indonesia memang belum membaik, tapi ia optimistis kinerja Maybank dapat tumbuh lebih baik tahun ini
PT Bank Maybank Indonesia Tbk akan menerbitkan obligasi pada kuartal II 2016 guna mendapatkan pembiayaan sebesar Rp1,5 triliun. "Jika semua berjalan sesuai dengan rencana, penerbitan mungkin akan berlangsung pada kuartal kedua atau pada semester pertama, 2016," ujar Direktur Keuangan Maybank Indonesia, Thilagavathy Nadason Thila dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/2).
Thila menjelaskan rencana penerbitan tersebut merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan (PUB) yang direncanakan sejak dua tahun lalu. Dana segar tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk meningkatan modal entitas dan menjaga posisi modal Maybank.
Hingga 31 Desember 2015, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) Maybank tergolong kuat yakni mencapai 15,17 persen dengan modal inti mencapai Rp13,6 triliun. Dengan rasio modal yang cukup, Maybank tahun lalu mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 112,5 triliun, meningkat dari tahun 2014 yang mencapai Rp 106,3 triliun.
Dengan posisi CAR yang dianggap kuat tersebut, Thila berharap tahun ini kekuatan bank dalam menyalurkan kredit bisa tumbuh di atas 12 persen. Pertumbuhan diharapkan didorong oleh penyaluran kredit di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) dan segmen perbankan ritel
No comments:
Post a Comment