PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memproyeksikan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dikelolanya tahun ini tidak akan signifikan bertambah. Selain karena faktor ekonomi yang masih sulit, perbankan juga tengah dalam tekanan untuk menurunkan bunga deposito oleh otoritas keuangan dan pemerintah Indonesia.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memperkirakan tahun ini simpanan dalam bentuk tabungan dan giro (CASA) relatif akan lemah. Pertama Jahja melihat pertumbuhan bisnis masih akan lebih lesu tahun ini. “Akibatnya perputaran uang hasil usaha akan susah untuk meningkat pesat sekali,” jelasnya di Jakarta, Rabu (27/4).
Faktor kedua, Jahja menilai tren penurunan suku bunga deposito akan membuat nasabah beralih dari instrumen deposito ke instrumen investasi lainnya. "Sejak 2015 hingga sekarang perbedaan suku bunga tabungan dan deposito itu sangat tinggi sehingga orang akan cenderung masuk ke deposito dibandingkan giro dan tabungan, tapi sekarang bedanya tipis," ujar Jahja.
Sejak Februari 2015 sampai hingga saat ini, BCA memang telah menurunkan bunga deposito sebanya 0,25 persen dengan demikian saat ini deposit rate tertinggi BCA yaitu 5,5 persen atau termasuk paling rendah di banding bank-bank lain. Berangkat dari proyeksi tersebut, kini BCA akan lebih mengandalkan likuditas dari cadangan pendanaan sekunder dari penempatan SBI dan maupun penempatan di bank lain.
"Kalau kita lihat 2015 memang secondary reservekita cukup tinggi yaitu Rp85 triliun, itu berlebih, kalau kita push terus dana deposito juga tidak akan mendapatkan profit apa-apa," ujarnya.
Sebagai informasi posisi DPK BCA hingga akhir kuartal I tercatat Rp470,4 triliun naik 5,7 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dana CASA tetap menjadi kontributor utama terhadap total pendanaan bank yaitu sebesar 76,9 persen terhadap total dana pihak ketiga. Adapun jika dirinci lebih jauh, dana tabungan mencatat pertumbuhan 7,9 persen menjadi Rp243,9 triliun dan dana giro meningkat 8,4 persen menjadi Rp117,8 triliun.
Sementara untuk dana deposito tercatat turun Rp108,7 triliun atau turun 1,5 persen akibat dampak suku bunga deposito rendah
No comments:
Post a Comment