PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencatatkan kenaikan laba sebesar Rp 4,5 triliun di kuartal I 2016, naik tipis jika dibandingkan dengan perolehan laba tahun lalu yang mencapai Rp 4,1 triliun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kenaikan laba tersebut ditopang oleh pendapatan operasional BCA yang tumbuh 17 persen menjadi Rp12,8 triliun.
Pada akhir Maret 2016, portofolio kredit BCA mencapai Rp 373,7 triliun, naik 11,4 persen dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Kredit korporasi tumbuh 18,5 persen menjadi Rp 129,4 triliun dan kredit UKM meningkat 5,9 persen ke Rp 142,3 triliun.
"Kredit korporasi secara kuartalan peningkatannya memang cukup besar akibat banyak perusahaan yang menggeser kebutuhan kreditnya dari valuta asing ke rupiah, itu yang membuat permintaan kredit ke BCA naik signifikan," ujar Jahja dalam konferensi pers di Kempinski Hotel, Jakarta, Rabu (27/4).
Sementara untuk kredit konsumer tumbuh 10,9 persen menjadi Rp 102,1 triliun didukung oleh pertumbuhan di semua produk. Sedangkan KPR naik 9,4 perseb menjadi Rp 59,9 triliun dan kredit kendaraan bermotor 13,8 persen menjadi Rp 32,7 triliun.
Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di level 1,1 persen di akhir Maret, naik 0,7 persen di akhir Maret 2015. Kenaikan tersebut diakui Jahja akibat ada satu nasabah yang bermasalah membayar kredit dengan nilai Rp500 miliar atau 0,2 persen dari total keseluruhan kredit macet.
Kendati demikian tahun ini BCA menargetkan pertumbuhan pinjaman hingga 10 persen atau lebih moderat.
No comments:
Post a Comment