Bank OCBC NISP Tbk mencatat laba bersih kuartal I 2016 sebesar Rp 457 miliar. Angka tersebut tumbuh 23 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 372 miliar.
Capaian laba bersih ini antara lain didorong pertumbuhan volume usaha dan pengendalian biaya. Perseroan juga melaporkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) mencapai 9 persen menjadi Rp 89,6 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, OCBC NISP menghimpun DPK sebesar Rp 82,4 triliun.
”Kami mengawali tahun 2016 dengan tetap menjaga pertumbuhan yang sehat pada portofolio kredit dan simpanan nasabah, di tengah pasar yang penuh tantangan," kata Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja dalam keterangan resmi, Selasa (26/4/2016). Sementara, kredit tumbuh sebesar 22 persen (YoY) menjadi Rp 85,1 triliun. Adapun rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 1,4 persen.
Rasio kinerja keuangan lainnya seperti rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) mencapai 18 persen, Return On Equity (ROE) 11 persen, dan Return On Asset (ROA) 2,0 persen. PT Bank OCBC NISP Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan untuk tidak membagi dividen ke para pemegang sahamnya.
Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, pihaknya memang sudah sejak 10 tahun yang lalu tidak membagikan dividen. "Hasil RUPST kita tidak bagi dividen, sejak 10 tahun yang lalu malah kita tidak bagi-bagi dividen," ujar Parwati usai menggelar RUPST dikantornya, Kamis (7/4/2016).
Alasan utama perseroan tak membagikan dividen adalah untuk meningkatkan permodalan, mengantisipasi Basel 3, dan menjaga pertumbuhan pencapaian perseroan. "Kami ingin tumbuh lebih dari industri. Maka tidak ada dividen yang diberikan," tuturnya.
Jika menilik laporan kinerja keuangan Perseroan untuk tahun buku 2015, laba bersih perseroan mengalami peningkatan di angka Rp 1,5 triliun. Pencapaian tersebut mengalami peningkatan sebesar 13 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan kinerja ditopang oleh pertumbuhan kredit sebesar 26 persen menjadi Rp 85,9 triliun dan simpanan pihak ketiga meningkat sebesar 20 persen menjadi Rp 87,3 triliun. Di samping itu, aset juga tumbuh 17 persen menjadi Rp 120 triliun pada akhir tahun 2015. "Sejalan dengan komitmen untuk bertumbuh secara berkelanjutan, RUPST memutuskan laba yang diperoleh akan digunakan untuk memperkuat posisi permodalan," imbuh Parwati.
No comments:
Post a Comment