Wednesday, April 27, 2016

Asuransi Astra Hanya Mampu Bukukan Premi Rp. 1,1 Triliun Dalam 3 Bulan

Asuransi Astra Buana (Asuransi Astra) membukukan perolehan premi sebesar Rp 1,1 triliun hingga kuartal pertama tahun ini, relatif stagnan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Santosa, Direktur Utama Asuransi Astra menjelaskan lebih dari 60 persen portofolio bisnis perusahaannya berasal dari asuransi kendaraan bermotor. Wajar jika kemudian perolehan premi tiga bulan pertama tahun ini stagnan mengingat aktivitas usaha otomotif di Tanah Air sedang melambat pertumbuhannya dalam dua hingga tiga tahun terakhir.

"Bisnis asuransi kendaraan bermotor kami ikut terimbas dampak dari perlambatan penjualan mobil. Tahun lalu, premi dari asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp 2,1 triliun - Rp 2,2 triliun. Kami harapkan, tahun ini minimal bisa sama dengan tahun lalu saja sudah bagus," ujar Santosa pada pre-perayaan 60 tahun Asuransi Astra di Yogyakarta, Jumat (22/4).

Menurutnya, Asuransi Astra menargetkan pendapatan premi (gross) sebesar Rp 4,5 triliun hingga Rp 4,6 triliun sampai akhir tahun nanti. Target premi perseroan itu tidak terpaut terlalu jauh dengan pencapaiannya pada sepanjang tahun lalu yang berkisar Rp 4,46 triliun.

"Tahun ini, kami kira pertumbuhannya akan stagnan. Kalau pun ada pertumbuhan, kami kira itu akan berasal dari lini asuransi kesehatan dan komersial. Keduanya menguasai hampir 40 persen dari total bisnis perseroan. Kami baru bisa optimistis pada tahun 2017 mendatang, iklim usaha jauh membaik tahun depan," imbuh dia.

Selama ini, lanjutnya, Asuransi Astra mengandalkan jalur distribusi melalui perusahaan pembiayaan atau multifinance untuk memasarkan produk asuransi kendaraan bermotor. Sedangkan, produk lainnya dipasarkan melalui agen atau tenaga pemasar. Adapun dari sisi laba, Santosa memproyeksikan, perolehan labanya tahun ini kemungkinan akan turun dibandingkan tahun lalu jika indeks harga saham gabungan (IHSG) masih bertahan di bawah 5.200. Pada 2015, Asuransi Astra mencatatkan laba sebesar Rp 911 miliar.

Santosa menambahkan, sekitar 10 persen hingga 12 persen dari dana investasi perseroan ditaruh di keranjang saham, baik melalui reksa dana maupun saham langsung. Sementara, 80 persen lainnya ditempatkan di instrumen investasi berpendapatan tetap (fixed income), seperti surat utang negara dan obligasi, dan sisanya ditempatkan di deposito berjangka.

Memasuki usia ke-60 tahun, Asuransi Astra Buana mendeklarasikan tahun 2016 sebagai tahun strategi digital dengan tema "going mobile".  Sebagai langkah awal, Asuransi Astra pada 22 April 2016 meluncurkan kembali asuransiastra.com dengan berbagai pengembangan dan perbaikan.

"Akun twitter @snt4online menjadi akun resmi CEO Asuransi Astra untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat dan pelanggan," ujar Santosa.

No comments:

Post a Comment