Tuesday, November 23, 2010

Harga Saham Baru BNI Rp 3.100

Manajemen BNI mengejar target penyerapan dana sebesar Rp 10,4 triliun dari hasil penerbitan saham baru secara terbatas atau rights issue yang akan dilaksanakan tidak lama lagi.

Harga saham baru yang akan dilepas adalah Rp 3.100 per lembarnya. ”Untuk mencapai modal inti 16-17 persen, tambahan modal yang harus kami dapatkan dari rights issue adalah Rp 10,4 triliun. Harga saham baru yang akan kami lepas sebesar Rp 3.100 per saham,” kata Direktur Utama BNI Gatot M Soewondo di Jakarta, Selasa (23/11).

Menurut Gatot, posisi modal inti yang dimiliki BNI saat ini 10,2 persen. Modal ini akan diperkuat hingga mampu mencapai 16-17 persen.

Tambahan modal Rp 10,4 triliun tersebut akan mendongkrak rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BNI dari 12,5 persen menjadi 19-20 persen.

Tambahan modal itu 80 persennya akan digunakan untuk penyaluran kredit, 15 persen untuk infrastruktur, dan 5 persen untuk memperkuat modal anak perusahaan.

”Sebesar 15 persen untuk infrastruktur, seperti perbaikan teknologi informasi, membuka cabang baru, dan pengembangan sumber daya manusia,” katanya.

Gatot menambahkan, jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 3,374 miliar lembar dan akan ditawarkan secara terbatas kepada para pemegang saham perseroan melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), dalam hal ini adalah pemerintah yang memiliki saham BNI sebesar 73 persen.

Namun, menurut Gatot, pemerintah sudah menyatakan tidak akan menggunakan haknya untuk membeli saham baru BNI yang ditawarkan sehingga pemerintah berhak menjual haknya kepada calon investor lain.

”Rights (hak) dari pemegang saham lama itu kami hargai Rp 300 per lembar saham sehingga harga jual saham porsi saham milik pemerintah sebesar Rp 3.400 tiap lembar. Jadi, dari rights issue ini pemerintah akan memperoleh dana Rp 740 miliar,” katanya.

Hak beli dari saham pemerintah itu, ujar Gatot, akan diberikan kepada calon investor lain yang akan ditentukan oleh BNI. Itu akan dilakukan setelah rapat umum pemegang saham luar biasa, Kamis. ”Harapannya, kami akan mendapatkan investor jangka panjang. Mudah-mudahan bisa 60 persen investor jangka panjang dan 40 persen investor jangka pendek. Kami akan pilih investor yang punya nama,” katanya.

Melalui rights issue, saham pemerintah akan turun dari 73 persen menjadi 60 persen, sementara saham yang akan dijual di pasar menjadi 40 persen

No comments:

Post a Comment