Sunday, November 14, 2010

Industri Pelayaran Nasional Sudah Siap

Perusahaan pelayaran Indonesia telah mampu mengangkut sendiri minyak bumi di perairan Indonesia. Pinjaman dana pun mudah didapatkan bila ingin melakukan ekspansi usaha dengan membeli berbagai jenis kapal.

Demikian dikatakan Adrian Erlangga Sjamsul, Chief Financial Officer PT Trada Maritime Tbk, Selasa (9/11) di Jakarta. Trada Maritime adalah perusahaan pelayaran yang meraih segmen pasar terbesar di Indonesia pada bisnis kapal penampungan minyak (floating storage offloading/ FSO).

”Asas cabotage, di mana hanya kapal berbendera Indonesia yang boleh mengangkut minyak bumi dan komoditas lain tak perlu ditunda. Perusahaan Indonesia telah mampu, tak lagi bergantung pada pihak asing,” katanya.

Ditargetkan, mulai 1 Januari 2011, asas cabotage sudah harus dijalankan sepenuhnya. Dengan demikian, per 1 Januari 2011 hanya kapal berbendera Indonesia yang boleh mengangkut barang di perairan Indonesia.

Kapal berbendera asing hanya boleh mengangkut komoditas menuju negara-negara tujuan ekspor ataupun negara asal impor barang. Dengan demikian, ketika memasuki perairan Indonesia, kapal berbendera asing hanya boleh ke pelabuhan-pelabuhan tertentu.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Bobby Mamahit mengatakan, implementasi asas cabotage tak akan ditunda.

”Mulai 1 Januari 2011, kami pastikan asas cabotage dijalankan. Pengecualian hanya terhadap kontrak perusahaan pelayaran asing sebelum asas cabotage ditetapkan dengan toleransi hingga Maret 2011,” kata Bobby.

Selain Indonesia, Amerika Serikat, China, dan Jepang juga mencanangkan asas cabotage. Tujuannya, untuk melindungi industri perkapalan nasional, selain mencegah larinya devisa biaya transportasi ke luar negeri.

Adrian menegaskan, perusahaan pelayaran Indonesia telah siap jika asas cabotage diberlakukan. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kedatangan kapal milik Trada Maritime, yakni Kapal FSO Lentera Bangsa. Kapal ini akan tiba dari Guangzhou, China, 15 November 2010.

”Kapal itu sudah dikontrak delapan tahun oleh CNOOC SES Ltd untuk menampung minyak di Lapangan Minyak Widuri di Kepulauan Seribu. Itu tanda adanya kepercayaan perusahaan minyak asing,” katanya.

Jumlah kapal berbendera Indonesia saat ini meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Maret 2005 saat asas cabotage baru dimulai, jumlah kapal berbendera Indonesia hanya 6.041 kapal atau berbobot mati 5,6 juta ton, tetapi pada September 2010 telah meningkat menjadi 9.835 kapal dan berbobot mati 13,03 juta ton.

No comments:

Post a Comment