”Kini, masyarakat cenderung membentuk grup percakapan dalam satu operator karena percakapan antaroperator mahal sehingga banyak orang punya telepon seluler dua hingga tiga. Ini tidak efisien,” kata Head of Legal and Regulatory PT XL Axiata Tbk Sutrisman, Jumat (12/11) di Jakarta.
Sementara Febriati Nadira, Head of Corporate Communication XL Axiata, menegaskan, inefisiensi dari pengelompokan pemakai dalam satu operator justru langkah mundur di tengah ancaman kelangkaan nomor dan keterbatasan frekuensi. ”Regulator harus menimbang serius penurunan tarif ini,” ujarnya.
Berdasarkan jadwal, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia serta Kementerian Komunikasi dan Informatika akan mengumumkan tarif interkoneksi baru pada Senin, tetapi tampaknya akan ditunda.
”Pengumuman diundur karena secara internal, prosedur administratif pelaporan belum selesai. Namun, substansi interkoneksi sudah tidak ada masalah antara regulator dan semua operator,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S Dewa Broto dari Magelang.
Sementara itu, Djarot Handoko, Division Head of Public Relations Indosat, menegaskan, ”Indosat akan mendukung apa pun keputusan pemerintah mengenai tarif interkoneksi.”
No comments:
Post a Comment