Sunday, November 14, 2010

Volume Perdagangan Indonesia Austria Masih Bisa Ditingkatkan

Volume perdagangan Austria dan Indonesia yang sangat kecil tidak mencerminkan potensi yang sebenarnya. Pada tahun 2008, volume perdagangan kedua negara 393,4 juta dollar AS. Tahun 2009 bahkan turun menjadi 300,4 juta dollar AS, tertekan krisis keuangan global.

Oleh karena itu, menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa di Jakarta, Rabu (10/11), pihaknya melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perekonomian Austria Reinhold Mitterlehner untuk membicarakan kemungkinan meningkatkan perdagangan.

”Sebab, volume perdagangan yang ada saat ini tak mencerminkan potensi yang ada,” ujar Hatta seusai bertemu Menteri Perekonomian Austria.

Pertemuan tersebut dimanfaatkan untuk mendengarkan presentasi 13 perusahaan asal Austria yang tertarik menanamkan modal di Indonesia. Selain menyaksikan penandatanganan dua nota kesepahaman (MOU) dan satu letter of intend antara perusahaan Austria dan beberapa kementerian di Indonesia serta swasta dengan swasta.

Posisi Austria yang tepat di tengah-tengah Benua Eropa dapat dimanfaatkan Indonesia untuk melakukan penetrasi awal ke pasar Eropa Tengah dan Timur. Hal ini akan dapat meningkatkan perdagangan internasional Indonesia.

”Kami juga mengusulkan agar Austria mengembangkan fasilitas pengembangan biofuel yang sumber mineralnya dipasok dari Indonesia. Bisa Indonesia sehingga Austria bisa melakukan ekspansi pasar di Indonesia,” tutur Hatta.

Austria, kata Hatta, juga ditawari agar lebih aktif menanamkan modal di Indonesia. Sektor yang dapat dimanfaatkan oleh Austria adalah sektor energi yang ramah lingkungan, kesehatan, dan sektor transportasi.

Kekuatan teknologi

Menteri Perekonomian Austria mengatakan, Austria adalah negara kecil, tetapi memiliki kekuatan andal di bidang teknologi. Atas dasar itu, Pemerintah Austria gencar mempromosikan produk-produk teknologi tinggi ke Indonesia, terutama yang memiliki keandalan teknologi ramah lingkungan.

”Austria perlu mengembangkan perdagangan internasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi minimal 2 persen, begitu juga Indonesia yang setidaknya bisa tumbuh 6-7 persen,” katanya.

Mitterlehner yang datang ke Indonesia bersama Presiden Austria Heinz Fischer mengikutsertakan wakil 50 perusahaan Austria. Hal ini menunjukkan keseriusan Austria melirik Indonesia dalam kaitan mengembangkan kerja sama ekonomi di Asia.

Untuk meningkatkan hubungan ekonomi ke depan, Mitterlehner mengharapkan Hatta Rajasa berkunjung ke Austria pada tahun 2011.

”Untuk tahap selanjutnya, akan ada pengembangan antarpelaku bisnis kedua negara, terutama di bidang infrastruktur,” kata Mitterlehner.

Indonesia, lanjut Menteri Perekonomian Austria, bahkan telah menawarkan dua proyek kepada Austria. ”Yang menarik, proyek itu dilakukan dalam bentuk PPP (private public partnership/kerja sama antara pemerintah dan swasta),” ujar Mitterlehner.

No comments:

Post a Comment