Pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Selasa (9/11), IHSG menguat 38,22 poin atau 1,03 persen ke level 3.737,48. Indeks LQ 45 menguat 1,09 persen menjadi 690,26 dan Indeks Kompas100 naik 1,29 persen ke level 877,82.
Posisi tiga indeks harga saham utama di BEI ini merupakan yang tertinggi dalam sejarah. Apabila dihitung dari posisi akhir Desember 2009, hingga kemarin ketiga indeks harga saham itu menguat 47 persen, termasuk penguatan indeks tertinggi di dunia.
Adapun nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia menguat 8 poin, yaitu dari Rp 8.913 per dollar AS pada perdagangan Senin menjadi Rp 8.905 per dollar AS pada perdagangan kemarin.
Pada awal perdagangan di BEI kemarin, IHSG sempat melemah ke level 3.689 karena pengaruh sentimen negatif investor terhadap penurunan Indeks Dow Jones pada Senin waktu AS dan pelemahan di sebagian besar bursa Asia pada pembukaan perdagangan kemarin.
Penurunan indeks harga saham dalam negeri tidak berlanjut dan berbalik arah seiring aksi beli investor asing. Meski tidak besar, aksi beli investor asing ini memberikan gairah baru.
Pada perdagangan saham kemarin, BEI mencatat nilai pembelian bersih investor asing Rp 163,08 miliar. Adapun nilai transaksi keseluruhan Rp 6,9 triliun. Nilai ini tergolong tinggi dibandingkan rata-rata nilai perdagangan saham di BEI selama 10 bulan terakhir, yang tercatat Rp 4,5 triliun-Rp 5 triliun per hari.
Dari 306 saham yang diperdagangkan, 121 saham naik, 103 saham turun, dan 82 saham tetap harganya. Saham sektor pertambangan memimpin penguatan tertinggi dengan rata-rata kenaikan 3,26 persen, disusul saham di sektor perdagangan dengan rata-rata kenaikan 2,08 persen.
Saham yang menguat tajam, antara lain, saham Indo Tambang Megah Raya naik Rp 4.000 ke Rp 55.000, Petrosea naik Rp 1.600 ke Rp 41.500, dan United Tractors naik Rp 1.550 ke Rp 25.100. Adapun saham yang turun cukup dalam, antara lain, saham Mayora Indah turun Rp 400 ke Rp 12.800 dan Gudang Garam turun Rp 350 ke Rp 47.700.
Penguatan indeks harga saham dalam negeri kemarin berlawanan dengan pergerakan indeks di sebagian besar bursa Asia yang umumnya melemah. Indeks Hang Seng di Hongkong turun 1,02 persen, Indeks Shanghai di China turun 0,78 persen, dan Indeks Nikkei225 merosot 0,39 persen.
No comments:
Post a Comment