Kurs jual dolar AS ditetapkan di Rp14.231 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.089 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan beli melebar ke Rp142 per dolar AS. Rupiah diperdagangkan melemah 0,29% atau terdepresiasi 41 poin ke Rp14.178 per dolar AS di pasar spot. Achmad Yaki Yamani, Equity Analyst Sucorinvest, mengatakan rupiah tertekan oleh kombinasi dari apresiasi dolar AS dan kebutuhan valas untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo.
Kurs Tengah Bank Indonesia (Rupiah)
- 3 September Rp14.160
- 2 September Rp14.127
- 1 September Rp14.081
- 31 Agustus Rp14.027
- 28 Agustus Rp14.011
Maximilianus Nico Demus L, Fixed Income Analyst Samuel Sekuritas, mengatakan yield SUN masih bergerak naik dibayangi oleh antisipasi penaikan Fed Fund Rate pada September. Namun, inflasi yang rendah dan penurunan harga komoditas akan membatasi kenaikan yield tersebut.
“Potensi volatilitas rupiah yang tinggi menjelang FOMC meeting di minggu kedua September akan tetap membuat potensi kenaikan yield SUN cukup tinggi,” kata Nico. Risiko nilai tukar tersebut, lanjutnya, juga mendorong investor beralih dari SUN jangka menengah ke SUN jangka pendek.
Dia memaparkan total transaksi pada perdagangan kemarin didominasi oleh obligasi pemerintah berdurasi 1–3 tahun. “Pagi ini, market obligasi dibuka sama dengan penutupan kemarin sore dengan potensi flat hingga melemah terbatas. Rupiah hari ini yang masih akan mencoba memberikan tekanan,” kata Nico.
No comments:
Post a Comment