Wednesday, September 2, 2015

Industri Otomotif Nasional Mulai Pangkas Jam Kerja Demi Hindari PHK

Produsen otomotif nasional terpaksa memangkas produksi kendaraan roda empat sekitar 20 persen menyusul realisasi penjualan yang anjlok pada kisaran yang sama hingga Juli 2015. Untuk menghindari terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK), mayoritas agen tunggal pemegang merek (ATPM) memilih untuk mengurangi jam kerja dan meniadakan lembur untuk sementara waktu.

"Kalau sampai Juli penjualannya turun 20 persen, otomatis dong produksi otomotif dikurangi segitu," ujar Jongkie D. Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada CNN Indonesia, Kamis (3/9).  "Tapi sampai hari ini kami belum dengar ada PHK, yang sudah ada baru pengurangan jam kerja dari tiga shift menjadi 2 shift dan tidak ada lembur," tuturnya.

Sebagai informasi, total mobil baru yang terjual di Tanah Air sejak Januari hingga Juli tahun ini sebanyak 581.106 unit, turun 20,7 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu 733.444 unit. Angka ini baru sekitar 58,1 hingga 61,1 persen dari target yang telah direvisi asosiasi, yaitu 950 ribu hingga 1 juta unit sepanjang 2015.

Sebelumnya, Ketua Umum Gaikindo, Sudirman Maman Rusdi mengatakan pelaku industri otomotif pada 2012 sangat optimistis akan masa depan bisnisnya setelah melihat data penjualan pada tahun itu. Gaikindo mencatat, penjualan mobil pada 2012 mencapai 1,1 juta unit atau meningkat 24,84 persen dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya 894.164 unit.

Namun tiga tahun berselang, Gaikindo tidak berani untuk memasang target macam-macam karena kondisi pasarnya jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saking lesunya penjualan, Gaikindo sampai harus dua kali merevisi target penjualan mobil hingga akhir tahun ini.

"Kalau lihat penjualan Semester I lalu yang sebesar 525 ribu unit, dikali dua, kan harusnya bisa 1,02 juta unit hingga akhir tahun. Tapi melihat penjualan Juli yang semakin berat, kita koreksi lagi penjualan hingga akhir tahun menjadi 950 ribu hingga 1 juta unit mobil terjual," jelas Sudirman.

Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sofjan Wanandi mengatakan industri otomotif nasional masih harus bersabar hingga akhir tahun depan untuk bisa bangkit kembali. Pasalnya, pasar kendaraan diprediksi baru akan kembali menggeliat pada saat itu seiring dengan membaiknya perekonomian domestik dan global.

"Saya pikir untuk industri otomotif baru akhir tahun depan mulai tumbuh lagi" tutur Sofyan saat ditemui di acara Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang, Kamis (20/8).  Menurutnya, pertumbuhan industri otomotif sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasalnya, perekonomian yang prima membuat jumlah masyarakat yang mampu membeli mobil pun naik.

"Ekonomi nasional tumbuh, industri mobil baru tumbuh, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Apabila kita lihat, kalau perekonomian kita tumbuh di atas 6 persen, pasti industri mobil tumbuh lebih cepat," tuturnya.  Korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan permintaan kendaraan, kata Sofyan, tak lepas dari peran serta kelompok masyarakat kelas menengah sebagai motornya. "Karena kelas menengahnya naik mereka punya tenaga untuk membeli," tuturnya.

Karenanya untuk memulihkan industri otomotif nasional, Sofyan mengatakan pemerintah perlu berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan guna menyusun kebijakan yang ramah bagi industri. Misalnya, lanjut dia, dengan memberi insentif antara lain berupa pembebasan bea masuk bagi pengusaha komponen demi mendorong lokalisasi di industri otomotif.

Namun, Sofjan menyadari hal itu tidaklah mudah karena pemerintah juga punya kepentingan untuk meningkatkan penerimaan pajak. Untuk itu, lanjutnya, harmonisasi kebijakan industri dan keuangan perlu diciptakan agar saling menguntungkan kedua belah pihak.  "Ada kepentingan-kepentingan yang masih berbeda. Kalau yang satu kepentingannya bagaimana bisa dapat duitnya banyak, secepatnya, kalau industri kan mau melihatnya jangka panjang, bagaimana orang bisa bekerja lebih banyak," kata Sofyan.

Pada tempat yang sama, Menteri Perindustrian Saleh Husin menegaskan koordinasi antarlembaga pemerintah terus dilakukan guna mendorong pertumbuhan industri. Hal itu bisa tercermin dari terbitnya aturan mengenai tax holiday maupun tax allowance.  "Insentif-insentif itu kan ada persyaratan yaang harus dipenuhi. Tentu Kementerian Perindustrian bersama BKPM, Kementerian Keuangan dalam hal ini BKF, kitab terus berkoordinasi," kata Saleh.

Sebagai informasi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat angka penjualan mobil di Tanah Air pada bulan lalu anjlok 32,3 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 55.618. Secara kumulatif total mobil baru yang terjual sejak Januari hingga Juli tahun ini sebanyak 581.106 unit atau turun 20,7 persen dibandingkan dengan pencapaian periode yang sama tahun lalu, 733.444 unit.

No comments:

Post a Comment