Dalam website resmi Pertamina, harga avtur yang berlaku untuk penerbangan internasional adalah US$ 46,60 sen/liter dan domestik Rp 7.114,35/liter atau setara US$ 51,4 sen/liter. Ketua Umum maskapai penerbangan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo mengatakan, tingginya harga avtur saat ini tentu menjadi beban maskapai penerbangan. Biaya operasional menjadi lebih tinggi sehingga maskapai sulit untuk bergerak lebih 'leluasa' mencari keuntungan.
"Harga fuel kita di atas negara-negara di ASEAN. Kebutuhan avtur kita 5 juta kiloliter per tahun atau 5 miliar liter per tahun. Itu seluruh airlines, untuk Garuda Indonesia saja 1,7 miliar liter per tahun," ungkapnya. Arif menjelaskan, usulan penurunan harga avtur oleh Kementerian Perhububungan dinilai sangat bagus untuk mendukung keberlangsungan bisnis penerbangan di Indonesia. Dengan selisih yang lebih kecil, maskapai bisa tetap melangsungkan bisnis usahanya.
"Kalau perbedaan 5% saja, itu cukup signifikan. Lumayan loh. Maskapai bisa survive," katanya. Untuk itu, Arif menambahkan, pihaknya berharap perintah Kemenhub tersebut segera direalisasikan. Jika ada perdebatan, hal tersebut bisa langsung dibicarakan dengan Kementerian Keuangan, Kemeterian ESDM, dan Kementerian BUMN.
"Misalkan Pertamina bilang banyak biaya logistik, operasional yang harus ditanggung. Coba saja dilihat, nanti dihitung-hitung, perlu dilihat detil, kita sampaikan ke Kemenku, ESDM, BUMN," imbuh Arif. Harga avtur di Indonesia saat ini cukup tinggi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebutkan, selisihnya hingga 20% dari harga avtur di negara-negara ASEAN. Hal ini dikeluhkan maskapai penerbangan di Indonesia.
Hal tersebut membuat maskapai penerbangan harus menanggung beban tinggi atas biaya operasionalnya. Komponen avtur menyumbang 50% dari total cost maskapai penerbangan. Dalam website resmi Pertamina, harga avtur yang berlaku untuk penerbangan internasional adalah US$ 46,60 sen/liter dan domestik Rp 7.114,35/liter atau setara US$ 51,4 sen/liter. Ketua Umum maskapai penerbangan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo menyebutkan, harga avtur di Indonesia saat ini memang mahal, selisihnya hingga mencapai 12-15% dari negara-negara tetangga. Hal ini tentu menekan biaya operasional.
"Selama ini airlines menanggung biaya avtur yang terlalu tinggi, menanggung ketidakefisienan. kalau harga avtur lebih murah, maskapai bisa survive," katanya. Arif menyebutkan, usulan penurunan harga avtur akan sangat membantu keberlangsungan maskapai penerbangan di Indonesia.
"Bagus sekali (kalau bisa turun). Sekarang kan rata-rata harga avtur kita di atas negara-negara di ASEAN. Kalau misalnya tidak bisa sama, ya paling tidak perbedaannya 5% saja, itu cukup signifikan, lumayan loh," katanya. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) meminta kepada PT Pertamina (Persero) untuk menurunkan harga avtur. Pasalnya, harga avtur di Indonesia dinilai cukup mahal 15-20% dibandingkan negara-negara lain di ASEAN.
Jika harga avtur jadi diturunkan, akankah harga tiket pesawat menjadi lebih murah? "Tidak secara langsung dikonversi ke harga tiket. Tapi setidaknya maskapai bisa survive. Selama ini kan kita menanggung beban cukup tinggi karena harga avtur mahal," jelas Ketua Umum maskapai penerbangan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo .
Dia menjelaskan, Indonesia tercatat sebagai negara dengan harga avtur paling mahal di ASEAN. Tingginya harga avtur ini membebani biaya operasional maskapai penerbangan. Usulan Kemenhub soal penurunan harga avtur dinilai cukup baik. "Bagus sekali. Selama ini rata-rata fuel kita di atas negara-negara ASEAN. Kita harus melakukan efisiensi," terang dia.
Selain itu, Arif mengungkapkan, usulan Kemenhub untuk memperbolehkan swasta menjual avtur juga dinilai cukup baik. "Ya itu juga baik. Kita juga kan dari dulu mengusulkan tidak hanya single provider, tapi dibuka ke yang lain," katanya. Harga avtur di Indonesia tercatat paling mahal di ASEAN. Selisihnya bisa lebih tinggi 15-20%. Dalam website resmi Pertamina, harga avtur yang berlaku untuk penerbangan internasional adalah US$ 46,60 sen/liter dan domestik Rp 7.114,35/liter atau setara US$ 51,4 sen/liter.
Ketua Umum maskapai penerbangan Indonesia yang tergabung dalam Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Arif Wibowo mengungkapkan, mahalnya harga avtur di Indonesia ini membuat maskapai asing yang hendak transit atau menuju Indonesia lebih memilih 'isi ulang' di Singapura yang harga avturnya lebih murah. "Avtur kita lebih mahal 12-15% dari negara-negara ASEAN. Biasanya maskapai asing yang mau ke sini, mereka transit dulu ke Singapura, isi avtur di sana, lebih memilih ke sana," ujarnya.
Arif mengatakan, Pertamina (persero) selaku pemasok avtur ke berbagai maskapai penerbangan, perlu melakukan penyesuaian harga agar bisa meringankan beban operasional maskapai penerbangan di Indonesia. Dia berharap, usulan penurunan harga avtur oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ini bisa segera direalisasikan. "Kita sudah menanggung lama ketidakefisienan ini. Kalau harga avtur bisa lebih murah, maskapai bisasurvive," terang dia.
Arif menambahkan, saat ini kebutuhan avtur untuk seluruh maskapai di Indonesia mencapai 5 juta kiloliter (KL) atau 5 miliar liter per tahun. Jika harga avtur bisa dipangkas selisihnya hanya 5% dari saat ini yang mencapai sekitar 15%, ini tentu akan bisa menekan biaya operasional maskapai penerbangan. "Kalau tidak bisa sama dengan negara-negara tetangga, ya paling tidak perbedaan cukup 5% saja, itu cukup signifikan menekan budget," tandasnya.
No comments:
Post a Comment