Mau jadi komikus? Ini dia salah satu profesi yang sepertinya masih cuma mimpi di negara kita ini. Kalau ada seorang anak yang dengan semangat dan penuh keluguan mengatakan saat besar dia mau jadi komikus, saya jamin, orang tuanya bakal langsung sport jantung dan khawatir setengah mati. “Apa? Mau jadi komikus? Mau hidup makan apaan?”
Kekhawatiran para orang tua ini bisa dipahami, mengingat komikus memang belum ada industrinya di Indonesia. Komikus belum jadi profesi, dan belum ada infrastruktur industri solid, seperti di beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, atau bahkan di Eropa. Tetapi, bagaimana kalau saya bilang bahwa sebenarnya ada lho, bahkan cukup banyak komikus Indonesia yang berhasil meraih kesuksesan besar dari profesi komikus?
Beberapa saat yang lalu, saya bertemu dan berdiskusi panjang dan seru dengan Faza Meonk, dalam webseries terbaru saya, “Duitnya Dari Mana”. Faza adalah pria gokil di balik komik yang enggak kalah gokilnya, dan sangat populer di Indonesia, berjudul “Si Juki”.
Dan ternyata, Faza membuktikan bahwa jadi komikus di Indonesia itu bukan cuma bisa hidup, malah bisa jadi jalan yang menyenangkan menuju sukses! Bahkan lebih dari sekadar kerja,passion dari komik dan dunia ilustrasi, serta kartun, bisa jadi bisnis yang mumpuni! Kunci pertamanya, menurut Faza, adalah mindset yang tepat.
Industri komik di berbagai negara maju sudah terbentuk jelas.Demand dan supply sudah terbentuk, bahkan sistem kerja pun sudah terstandar. Di Amerika, satu tim yang menangani komik dibagi berdasarkan fungsi, penulis, penggambar utama pensil, peninta, pewarna, pemberi text.
Di Jepang, sistem kerja industri komik lebih berpusat pada mangaka (komikusnya), yang dibantu oleh asisten, dan disupport penuh oleh penerbit yang menanganinya. Tapi di Indonesia, komikus Indonesia harus bisa menangani kurangnya sistem income di industri yang belum matang ini dengan kreativitas! Mindset komikus harus diatur bukan hanya sebagai artis dan seniman, tapi harus bisa memiliki mindsetentrepreneur, dan passionpreneur.
Si Juki misalnya, yang dimulai Faza sejak masih di bangku kuliah, bisa berhasil meraih kesuksesan seperti sekarang bukan hanya karena mengandalkan komiknya semata, tetapi karena Faza mengubah konsep model bisnis “Si Juki” melebihi komik, dan menjadi sebuah usaha intellectual property (kekayaan intelektual).
Dengan mengubah kemasan dan model bisnis lebih daripada kemasan komik, Faza membuka jauh lebih banyak pintu potensiincome untuk industri dan profesi ini! “Si Juki” bukan hanya menghasilkan uang dari penjualan komiknya, tapi melalui berbagai produk kekayaan intelektual, seperti merchandise,animasi, meme, social media, dan banyak lagi. Ingin tahu lebih jauh soal sumber-sumber income dan potensi pendapatan seorang komikus? Ingin tahu cara bagaimana menghasilkan income-income baru dari profesi komikus?
No comments:
Post a Comment