Saturday, December 12, 2015

Rupiah Tembus Rp. 14.100 Karena Diburu Warga Untuk Liburan Ke Luar Negeri

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap rupiah. Di akhir pekan ini, mata uang Paman Sam tembus lagi level Rp 14.000. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (11/12/2015), dolar AS pagi tadi dibuka melemah di Rp 13.931 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.977.

Sepanjang hari ini The Greenback memang bergerak mendekati level Rp 14.000, tapi tidak tembus-tembus. Sampai sore ini dolar AS akhirnya melonjak dan berhasil menembus. Posisi tertinggi dolar AS sore ini ada di level Rp 14.030. Posisi dolar AS itu masih bisa dibilang tinggi untuk tahun ini.  Secara year to date alias sepanjang 2015, rupiah masih melemah hingga 12% terhadap dolar AS

Rencana The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga masih jadi faktor yang bikin dolar AS menguat. Ditambah lagi dengan makin lesunya harga komoditas, terutama minyak dunia. Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menguat terhadap rupiah, sore ini tembus Rp 14.100. Hingga sepanjang tahun ini, rupiah sudah melemah 12% terhadap dolar AS.

Pelemahan rupiah saat ini utamanya didorong oleh permintaan dolar AS yang cukup tinggi di akhir tahun. Ini merupakan siklus tahunan. Saat menjelang akhir tahun, masyarakat berburu dolar AS untuk dipakai liburan ke luar negeri. "Dolar AS cenderung menguat di akhir tahun, karena kebutuhan dolar AS akhir tahun tinggi. Mereka banyak tukar dolar buat liburan, tahun baru, mereka memburu dolar jauh-jauh hari, ini siklus tahunan," jelas Analis OSO Securities Supriyadi.

Dia mengatakan, selain siklus tahunan, pelemahan rupiah ini disebabkan adanya kekhawatiran pelaku pasar terkait kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Para pelaku pasar cenderung mengamankan portofolio investasi mereka ke negeri Paman Sam yang dianggap lebih menguntungkan.

"Akhir tahun pasar juga akan mulai adjustment kenaikan Fed Fund Rate. Perkiraan kenaikannya 0,25% bulan ini. Sampai tahun depan naik 1%," sebut dia. Selain itu, harga komoditas terutama minyak yang terus menurun membuat para pelaku pasar melepas aset komoditas yang mengalihkannya ke dolar AS. Hal ini tentu membuat dolar AS makin menguat, tidak hanya terhadap rupiah tapi juga mata uang negaraemerging market lainnya.

"Suplai minyak Iran tinggi sekali, jadi harganya murah. Mereka switching investasinya dari komoditas ke dolar," katanya. Supriyadi menilai, pelemahan ini akan terus berlangsung hingga bank sentral AS memberikan kepastian soal kenaikan Fed Fund Rate.  Dolar AS diperkirakan akan bergerak di support Rp 14.100 dan resistance di level Rp 13.800.

"Kalau stress test aman, dolar AS bisa Rp 13.800. Tapi bisa juga menguat lagi ke Rp 14.100. Untuk trennya pelemahan dolar lebih besar," kata Supriyadi. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sore ini tiba-tiba menguat drastis terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam melonjak tinggi hingga tembus Rp 14.000.

Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Selasa (8/12/2015), dolar AS pagi tadi dibuka sudah menguat di Rp 13.866 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.844. Dolar AS sempat melemah sebentar sebelum akhirnya kembali menguat di kisaran Rp 13.800-an. Setelah penutupan perdagangan saham sore tadi, The Greenback pun tiba-tiba melonjak tinggi.

Dolar AS langsung mencapai titik tertingginya di Rp 14.047. Hingga menjelang pukul 19.00 WIB ini dolar AS berada di kisaran Rp 14.019. Rencana The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga masih jadi faktor yang bikin dolar AS menguat. Ditambah lagi dengan makin lesunya harga minyak dunia.

No comments:

Post a Comment