Monday, December 21, 2015

Kenaikan Suku Bunga The Fed Susulan Sebabkan Anjloknya Rupiah Hari Ini

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) siang ini melemah cukup dalam terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam itu jatuh hingga ke kisaran Rp 13.700. Dolar AS pagi tadi dibuka melemah di Rp 13.896 dibandingkan posisi pada perdagangan sore pekan lalu Rp 13.910. Tak lama, The Greenback terus melemah hingga ke titik terendahnya hari ini di Rp 13.734.

Ekonom Senior Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy menilai, naiknya suku bunga AS memberikan kepastian terhadap para pelaku pasar di Indonesia sehingga kondisi rupiah tidak terlalu berfluktuasi. "Kenaikan Fed fund rate, rupiah cenderung menguat, uncertainty sudah keluar," kata dia dalam acara Economic Outlook Mandiri, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Pekan lalu, The Federal Reserve (The Fed) akhirnya menaikkan suku bunga dari 0,25% menjadi 0,50%. Pelaku pasar tidak terlalu terpengaruh karena sudah mengantisipasi sebelumnya. Sementara di tahun depan, pasar kembali akan dihadapkan pada kenaikan suku bunga AS susulan, yang diperkirakan akan kembali naik di rentang level 50-70 basis poin (bps).

Kondisi demikian, diperkirakan akan membuat rupiah kembali berfluktuasi.Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) siang ini melemah cukup dalam terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam itu jatuh hingga ke kisaran Rp 13.700. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (21/12/2015), dolar AS pagi tadi dibuka melemah di Rp 13.896 dibandingkan posisi pada perdagangan sore pekan lalu Rp 13.910.

Awal pekan lalu bahkan The Greenback sempat menanjak hingga ke Rp 14.100. Namun apa yang terjadi awal pekan ini sebaliknya, dolar AS terus melemah sampai ke titik terendahnya hari ini di Rp 13.734. Menjelang siang ini, dolar AS berada di posisi Rp 13.749. Meski dolar AS sudah melemah, sejak awal tahun ini (year to date), rupiah sudah masih melemah 8%.

Naiknya suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), dari 0,25% menjadi 0,50% tidak berdampak signifikan terhadap pergerakan nilai tukar rupiah. Namun bunga The Fed masih akan naik bertahap di 2016. Ekonom Senior Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy menilai, naiknya suku bunga AS memberikan kepastian terhadap para pelaku pasar di Indonesia sehingga kondisi rupiah tidak terlalu berfluktuasi.

"Tapi ke depan impact masih ada ke rupiah, kalau kita asumsikan Fed fund rate tahun depan naik 50-70 bps secara gradual (bertahap), rupiah akan melemah 1,6-1,9%, jadi tahun depan paling tidak average (rata-rata) di Rp 14.300," kata Leo, dalam acara Economic Outlook Mandiri, di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Menurutnya, pasar kembali akan dihadapkan pada kenaikan suku bunga AS susulan, yang diperkirakan akan kembali naik di rentang level 50-70 basis poin (bps). Kondisi itu diperkirakan membuat rupiah kembali berfluktuasi. Diprediksi, dolar AS bisa menembus level Rp 14.300 di tahun depan. Meski demikian, Leo menyebutkan, fluktuasi rupiah tidak akan setajam saat tahun 2004 dan 2008. Saat itu, kenaikan Fed Fund Rate mencapai 200 bps. Hal tersebut membuat rupiah tertekan sangat dalam.

"Kalau sekarang kita melihat ada impact, ada volatility, tapi sifatnya terbatas. Kenaikan tahun depan Fed sangat berbeda dengan 2007-2008, di 2004 bulan Juni, itu 12 bulan ke depan sampai 200 bps, tahun 1999 naik 150-200 bps. Nah, 2016 jauh lebih kecil, sifatnya gradual dan terbatas. Memang ada tekanan rupiah tapilimited," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas, Handy Yunianto menambahkan, pihaknya memperkirakan Fed Fund Rate akan dinaikkan pada April atau Juni tahun depan sebesar 0,75-1% di tahun depan. "Rupiah melemah ke Rp 14.000-14.300. Orang memperkirakan baru akan naik April atau Juni Fed Fund Rate, 0,75-1%. Ada rambu-rambu outflow kalau rupiah sampai Rp 14.900," kata Anto.

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini kembali melemah terhadap rupiah. Setelah pekan lalu sempat tembus Rp 14.000, mata uang Paman Sam kini bergerak di kisaran Rp 13.800-an. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Senin (21/12/2015), dolar AS pagi tadi dibuka melemah di Rp 13.896 dibandingkan posisi pada perdagangan sore pekan lalu Rp 13.910.

Penguatan rupiah ini terjadi menjelang diumumkannya paket kebijakan ekonomi jilid VII oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sore nanti. The Greenback sempat menyentuh level Rp 13.900 tapi kemudian melemah lagi. Menjelang siang ini, dolar AS berada di level Rp 13.865. Sepanjang tahun 2015 ini, rupiah masih melemah 9% terhadap dolar AS.Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) sore ini melemah terhadap rupiah. Mata uang Paman Sam jatuh hingga ke kisaran Rp 13.900. Seperti dikutip dari data perdagangan Reuters, Jumat (18/12/2015), dolar AS pagi tadi dibuka sempat menguat di Rp 14.001 dibandingkan posisi pada perdagangan kemarin sore Rp 13.997.

Setelah ada kejelasan mengenai suku bunga AS, The Greenback malah melemah secara perlahan-lahan. Setelah seharian berada di atas Rp 14.000, dolar AS pun akhirnya bisa turun hingga ke titik terendahnya hari ini di Rp 13.910. Pada sore hari ini dolar AS akhirnya berada di level 13.913. Sepanjang 2015 ini, rupiah masih melemah 11% terhadap dolar AS.

No comments:

Post a Comment