Wednesday, December 16, 2015

Cara Menabung Saham Dengan Bunga Tinggi

Guna meningkatkan literasi sekaligus jumlah investor di pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggelar kampanye masif 'Yuk Nabung Saham'. Program ini sendiri dibuka secara resmi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada 12 November lalu. Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan mengatakan, 'Yuk Nabung Saham' merupakan kampanye guna menarik minta masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, baik lewat saham maupun reksa dana.

"Nabung saham itu kampanye saja. Bukan menabung kayak cicil beli (saham). Kampanye agar investor tahu cara memulai investasi, banyak orang ingin investasi di bursa tapi tidak tahu memulainya, kita mulai seluas-luasnya dengan program ini," kata Nicky ditemui di Gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Menurut Nicky, tidak ada skema khusus bagi investor jika ingin berinvestasi di saham atau reksa dana dalam program 'Yuk Nabung Saham'. Konsep menabung dalam program 'Yuk Nabung Saham' mengacu pada paradigma masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada budaya menabung (saving society). Kampanye yang dibuat dengan bahasa sederhana dan menarik, namun menimbulkan keingintahuan masyarakat diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mulai berinvestasi, dari budaya menabung menjadi berinvestasi.

"Tidak ada mekanisme khusus, ini hanya kampanye saja. Kalau kemudian ada perusahaan sekuritas yang mengadakan program khusus seperti auto debet setiap bulan bagi investor pemula monggo, tujuannya agar mereka disiplin. Kita nggak atur itu, itu kebijakan masing-masing sekuritas," jelas Nikki. Dengan bahasa yang mudah dicerna tersebut, lanjutnya, rupanya efektif menjaring nasabah baru yang sebelum sangat awam tentang informasi pasar modal. "Masyarakat kita akrabnya dengan nabung, ya nyicil bulanan. Sekarang bagaimana agar nabung bulanan ini bisa sambil berinvestasi. Nyicil ini kan kaitannya dengan disiplin masyarakat, jadi semacam ini loh tanggal kamu sudah waktunya beli saham bulan ini," katanya.

Sebagai informasi, per November 2015, BEI mencatat, jumlah investor aktif di Indonesia per tahun hanya sebesar 37% atau 149.817 SID (single investor identification) dari total jumlah investor pasar modal di Indonesia yang saat ini berjumlah 427.068 SID.

Data di OJK per tahun 2013 menunjukkan, tingkat pemahaman (literasi) masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal masih rendah, jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus melakukan program pemahaman pasar modal pada masyarakat luas, salah satunya dengan program kampanye 'Yuk Nabung Saham'.

Bersama-sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ketiga lembaga penyelengara pasar modal ini kembali melanjutkan program berskala nasional tersebut. Bertempat di Main Hall Gedung BEI, acara Yuk Nabung Saham Expo diselenggarakan pada tanggal 16-18 Desember 2015. Pameran tersebut dimulai pukul 08.30 sampai dengan 18.00 WIB.

Diikuti oleh 21 perusaahaan sekuritas, 7 manajer investasi, dan 3 bank rekening dana nasabah, 'Yuk Nabung Saham Expo' diselenggarakan sebagai sarana peningkatan edukasi pasar modal secara langsung kepada masyarakat dan sarana peningkatan utilitas produk pasar modal. Kepala Divisi Komunikasi BEI, Dwi Shara Soekarno mengatakan, melalui expo ini, masyarakat dapat membuka rekening efek, baik rekening saham maupun rekening reksa dana secara on the spot selama expo berlangsung.

"Target pengunjung 'Yuk Nabung Saham Expo' kali ini menyasar pada karyawan di area sekitar SCBD Sudirman, masyarakat umum, mahasiswa, dan investor pasar modal. Selain Expo, selama 3 hari acara akan dimeriahkan dengan berbagai acara talkshow mengenai investasi di pasar modal, cerita sukses perusahaan tercatat, testimoni investor pasar modal, dan hiburan," kata Dwi dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (16/12/2015).

Pihaknya, lanjut Dwi, juga cara juga ada pemberian doorprize untuk pengunjung yang membuka rekening efek di expo tersebut. Sebagai informasi, program kampanye 'Yuk Nabung Saham' merupakan program yang mengajak masyarakat sebagai calon investor untuk berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala. Dengan kata lain, program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap investasi di pasar modal Indonesia.

Konsep menabung dalam program 'Yuk Nabung Saham' mengacu pada paradigma masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada budaya menabung (saving society). Kampanye yang dibuat dengan bahasa sederhana dan menarik, namun menimbulkan keingintahuan masyarakat diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mulai berinvestasi, dari budaya menabung menjadi berinvestasi.

Melalui serangkaian program sosialisasi dan edukasi ini diharapkan masyarakat Indonesia dapat turut menikmati keuntungan dari pertumbuhan pasar modal Indonesia dan tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Per November 2015, BEI mencatat, jumlah investor aktif di Indonesia per tahun hanya sebesar 37% atau 149.817 SID (single investor identification) dari total jumlah investor pasar modal di Indonesia yang saat ini berjumlah 427.068 SID.

Data di OJK per tahun 2013 menunjukkan tingkat pemahaman (literasi) masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal masih rendah jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia. Digulirkan sejak 12 November lalu oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), kampanye 'Yuk Nabung Saham' rupanya cukup efektif menarik masyarakat awam berinvestasi di pasar modal.

Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia, Nicky Hogan, menyebut dalam kurun waktu sebulan sejak diluncurkan, setidaknya sudah ada 7.000 lebih investor ritel baru, kebanyakan berasal dari kalangan mahasiswa. "Sebulan ada 7.000 lebih investor baru. Kita baru saja mencatatkan 3.200 investor baru di 'Yuk Nabung Saham' di Universitas Putra Indonesia, Padang. Itu Rekor, di Jakarta kemarin di Universitas Mercu Buana 1.000 investor, kemudian di Universitas Negeri Semarang 1.500 investor. Makanya kebanyakan mahasiswa," ujar Nicky ditemui di gedung BEI, SCBD, Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Nicky mengungkapkan, mahasiswa adalah investor baru terbanyak dalam program 'Yuk Nabung Saham' tersebut. Jumlahnya sekitar 80% dari total investor ritel yang mendaftar dalam sebulan terakhir. "Itu paling banyak ditarik 3 hari terakhir. Dalam waktu sesingkat itu saja sudah lebih dari 5.000 investor. Itu sudah lebih dari cukup promosi dengan 'Yuk Nabung Saham'," kata Nicky.

Kampanye 'Yuk Nabung Saham' sendiri merupakan program yang mengajak masyarakat berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham secara rutin dan berkala. Konsep menabung dalam program 'Yuk Nabung Saham' mengacu pada paradigma masyarakat Indonesia yang masih berpegang pada budaya menabung (saving society). Kampanye yang dibuat dengan bahasa sederhana dan menarik, namun menimbulkan keingintahuan masyarakat diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mulai berinvestasi, dari budaya menabung menjadi berinvestasi.

Melalui serangkaian program sosialisasi dan edukasi ini diharapkan masyarakat Indonesia dapat turut menikmati keuntungan dari pertumbuhan pasar modal Indonesia dan tidak hanya menjadi penonton di negeri sendiri. Per November 2015, BEI mencatat, jumlah investor aktif di Indonesia per tahun hanya sebesar 37% atau 149.817 SID (single investor identification) dari total jumlah investor pasar modal di Indonesia yang saat ini berjumlah 427.068 SID.

Data di OJK per tahun 2013 menunjukkan tingkat pemahaman (literasi) masyarakat Indonesia terhadap pasar modal dan tingkat utilitas produk pasar modal masih rendah jika dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di Indonesia.

No comments:

Post a Comment