Wednesday, December 23, 2015

Prospek Bisnis dan Ekonomi Indonesia Di Tahun Monyet Api

Perekonomian Indonesia tahun depan diperkirakan akan lebih baik dibandingkan tahun ini. Lebih optimistis namun dengan kewaspadaan dan hati-hati. Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang membaik dengan jumlah pengangguran yang menurun memberikan harapan positif terhadap perekonomian ke depan. Kenaikan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (the Fed) memberikan kepastian terhadap para pelaku pasar keuangan.

Di samping itu, pengumuman paket stimulus ekonomi dari pemerintah akan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tahun 2016. "Tahun monyet api, artinya berapi-api, jadi optimis. Monyet kan lincah, jadi pergerakannya lincah, tapi api harus diwaspadai jangan sampai terlalu besar nanti terbakar. Intinya optimis, lincah, dan waspada," ujar Senior Financial Advisor AAM and Associates Aidil Akbar saat ditemui di Dapur Sunda, Pacific Place, Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Dia menjelaskan, poin utama pendorong optimisme perekonomian Indonesia di tahun depan adalah soal kebijakan pemerintah di berbagai sektor. Utamanya soal pembangunan infrastruktur yang lebih agresif. "2016 infrastruktur lebih jalan. Investor melihat sinyalemen positif, kemarin kan uncertainty, sekarang sudah lebih pasti," katanya. Dana Moneter Internasional alias International Monetary Fund (IMF) memprediksi ekonomi Indonesia bisa tumbuh hingga 5%. Tahun ini ekonomi RI bertahan tumbuh moderat di tengah gejolak ekonomi dunia.

Menurut Kepala Tim IMF di Indonesia, Luis E. Breuer, secara keseluruhan ekonomi RI di 2015 sudah memuaskan karena bisa tumbuh cukup tinggi yaitu 4,7%. Meski lebih lambat dari pertumbuhan ekonomi tahun lalu yang di atas 5%, namun angka tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara maju yang hanya tumbuh di bawah 1% bahkan nyaris nol.

"Ada pertumbuhan moderat sekitar 5% di tahun depan. Membaiknya iklim investasi jadi pendorong ekonomi di samping serapan anggaran dalam negeri," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (22/12/2015). Ekonomi Indonesia belum bisa tumbuh terlalu tinggi, karena dihambat oleh lemahnya harga-harga komoditas dan rendahnya permintaan dari negara tujuan ekspor. Sementara prediksi inflasi di akhir 2015 mencapai 3%. Tahun depan perkiraan inflasi di kisaran 3-5% sesuai dengan prediksi Bank Indonesia (BI).

IMF juga memperkirakan Neraca Transaksi Berjalan/Current Account Deficit (CAD) Indonesia akan semakin menyempit tahun ini, sampai di 2% dari PDB. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi akan naik di tahun depan. Di tahun monyet api tersebut, IHSG akan berada di kisaran 5.600-6.200. Apa saja investasi yang layak dibidik? "Investor individu mulai investasi ke saham dan reksa dana baik saham dan campuran, karena IHSG kemungkinan naik di 2016," kata Senior Financial Advisor AAM and Associates Aidil Akbar saat ditemui di Dapur Sunda, Pacific Place, Jakarta, Rabu (23/12/2015).

Selain itu, Aidil menyebutkan, harga properti saat ini stagnan dan cenderung turun, membuka peluang untuk berinvestasi pada properti, mengingat apabila perbaikan ekonomi terjadi maka daya beli masyarakat meningkat dan harga properti akan kembali naik. "Properti mulai rebound disarankan ke residensial, terutama di bawah Rp 1 miliar, itu marketnya besarn" kata Aidil. Di samping itu, dolar AS yang diprediksi akan menguat dampak dari kenaikan suku bunga AS akan membuat harga emas dunia turun. Ini kesempatan untuk investasi pada emas ketika harga turun.

"Kalau Fed naikin suku bunganya, dolar menguat, di dunia itu hukum dolar berbanding terbalik dengan emas. Emas potensinya naik jangka pendek 1-2 tahun," ujar dia.

No comments:

Post a Comment