Tahun ini, PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) genap berusia 50 tahun. BUMN gas ini terus bertransformasi tidak lagi hanya menyalurkan gas bumi lewat pipa, tapi juga dengan berbagai moda lainnya. Hal ini bertujuan, agar energi gas bumi yang efisien dan tamah lingkungan ini, semakin banyak dirasakan masyarakat. Kepala Divisi Komunikasi PGN, Irwan Andri Atmanto mengatakan, sebelumnya PGN adalah sebuah perusahaan dengan kegiatan distribusi dan transmisi gas bumi melalui pipa.
Saat ini PGN telah bertransformasi menjadi perusahaan energi yang menjalankan produksi lapangan gas, pengaliran gas melalui berbagai moda baik itu pipa, gas alam cair (LNG), gas bertekanan tinggi (CNG), maupun kegiatan hilir seperti engineering, pemeliharaan sistem jaringan pipa gas dan bahkan pengelolaan jaringan serat optik untuk mendukung pengelolaan usaha secara keseluruhan.
"Tujuan dari semua ini agar manfaat gas bumi bisa semakin banyak dirasakan masyarakat," kata Irwan. Irwan menambahkan, di tengah kondisi sektor migas yang belum bergairah, PGN tetap berkomitmen besar untuk membangun infrastruktur gas bumi dalam rangka memperluas pemanfaatan gas bumi bagi masyarakat. Hingga saat ini, PGN telah membangun dan mengoperasikan jaringan pipa gas bumi lebih dari 6.470 kilometer (km).
"Jumlah itu setara dengan 76% dari seluruh pipa gas bumi yang ada di Indonesia. Dengan demikian PGN adalah pemain utama dan pemain terpenting dalam bisnis gas bumi di Indonesia," tegas Irwan. Dari 6.470 km pipa yang dibangun PGN itu, sekitar 2.400 km merupakan jenis pipa transmisi open acces, sehingga pipa ini bisa dimanfaatkan bersama oleh badan usaha lainnya. Sedangkan sisanya sepanjang lebih dari 4.000 km adalah pipa dedicated hilir (pipa distribusi) dan dengan pipa gas ini, PGN memasok langsung gas bumi ke pelanggannya, mulai dari rumah tangga, industri, mal, hotel dan pembangkit listrik dan banyak lagi.
"Jadi kalau di Indonesia, PGN adalah perusahaan yang sudah meng-open access pipanya yang paling panjang yaitu lebih dari 2.400 km. Sebab perusahaan lain di Indonesia belum ada yang saat ini memiliki pipa hingga 2.400 km itu," katanya. Irwan menegaskan lagi, saat ini PGN terus memperluas jaringan gas bumi ke berbagai daerah, termasuk pembangunan sejumlah infrastruktur gas bumi untuk transportasi, seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mobile Refueling Unit (MRU).
"PGN adalah satu-satunya badan usaha yang menyalurkan gas bumi untuk berbagai segmen di masyarakat. Mulai dari rumah tangga, UKM, komersial (misalnya mal, rumah sakit), industri, pembangkit listrik, hingga transportasi. Mayoritas pelanggan PGN adalah rumah tangga," tutup Irwan. Banyak manfaat yang dirasakan warga Rumah Susun (Rusun) Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, dengan menggunakan gas bumi, sejak rusun lima lantai ini mulai dihuni pada 1996 silam.
Warga mengaku ketagihan masak dengan gas yang harganya murah dan apinya biru ini.
"Pakai gas bumi, kita ketagihan. Kita ingin lebih banyak lagi masyarakat yang pakai gas bumi, karena manfaatnya banyak sekali, harganya murah, apinya biru, dan suplai gas terus menerus selama 24 jam," ujar Malik, warga Rusun Bidara Cina . Lantaran ketagihan memasak dengan bas bumi yang dipasok PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) tersebut, ia mengaku sampai berkali-kali mengurungkan niat untuk pindah dan meninggalkan rusun yang terdiri dari 688 unit tersebut.
"Mau pindah rumah, tapi tempat yang baru nggak ada gas bumi-nya. Kita inginnya sih gas bumi ini semakin banyak dipakainya," ujar dia. Ia mengaku nyaman menggunakan gas bumi karena murah biayanya. Selain itu juga, ia sangat terbantu karena menggunakan gas bumi yang dialirkan memakai pipa dianggap lebih praktis, ketimbang menggunakan gas dengan tabung alias LPG.
Ia pun mengaku merasa aman menggunakan gas bumi. "Karena kalau ada kejadian apa-apa bocor misalnya kita tinggal tutup kerannya. Jadi nggak takut meledak seperti kalau pakai LPG. Dari dulu mulai nempatin rusun ini tahun 1996, sudah ada gas bumi-nya dan nggakpernah ada kebakaran, begitu aman," tutupnya.Indonesia memiliki produksi gas bumi yang cukup banyak, harganya yang jauh lebih murah daripada menggunakan bahan bakar minyak (BBM), banyak kalangan yang hemat bahkan hingga triliunan rupiah kerena menggunakan gas bumi.
Mulai ibu-ibu rumah tangga, sopir bajaj, PT PLN hingga industri, sebagian sudah merasakan manfaat besar menggunakan gas bumi. Seperti yang dialami 118 pelanggan di 9 kawasan industri di Jawa Timur-Jawa Tengah. Mereka sudah menggunakan gas bumi yang dipasok dari PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), Regional Distribusi II. Konsumsi gasnya mencapai 28 juta kaki kubik per hari (mmscfd), dalam setahun industri tersebut dapat hemat Rp 2,06 triliun per tahun, angka yang sangat besar bukan.
Bagaimana dengan Bajaj? Di DKI Jakarta, ada sebuah komunitas Bajaj bernama Kobagas. Bajaj berwarna biru tersebut setiap harinya hilir muduk di Jakarta. "Kobagas adalah salah satu contoh konkret pengguna gas bumi yang mendapatkan banyak manfaat. Dengan menggunakan gas bumi sebagai bahan bakar, para sopir bajaj bisa menghemat biaya sekitar Rp 60.000-Rp 80.000 per hari," kata Direktur Utama PGN Hendi Prio Santoso.
Lalu penggunaan gas bumi untuk rumah tangga. Warga Rumah Susun Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku memasak sampai sepuasnya dengan gas bumi, tapi bayarnya tetap murah hanya sekitar Rp 40.000 per bulan. "Lebih hemat pakai gas bumi dari PGN, cuma bayar Rp 40.000 per bulan. Kalau waktu lebaran, masak banyak paling mahal cuma Rp 50.000 per bulan, itu sudah masak sepuasnya," tutur Santi, ibu rumah tangga dengan seorang anak, di Rusun Kebon Kacang.
Untuk PLN, BUMN di bidang listrik juga telah merasakan manfaat menggunakan gas bumi. Pasokan gas dari Lapangan Kepodang yang dialirkan melalui pipa gas Kalija sepanjang 207 km yang dibangun PGN ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok 1 x 1.000 megawatt (MW), membuat PLN dapat berhemat bila dibandingkan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Begitu pula dengan pembangkit listrik PLN lainnya yanh berbahan bakar gas. "PGN membangun pipa Kalija sepanjang 207 km itu sekitar 203 km pipa di laut dan 4 km pipa di darat. Pengaliran gas dari Lapangan Kepodang ke PLTG Tambak Lorok itu memberikan penghematan kepada PLN, bila dibandingkan menggunakan BBM," tambah Kepala Divisi Komunikasi PGN Irwan Andri Atmanto.Pelayanan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) yang baik dan membantu kegiatan memasak sehari-hari mendapat apresiasi dari para ibu rumah tangga, di Rumah Susun Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang menjadi pelanggan setianya hampir selama 31 tahun.
Elizabeth misalnya, salah satu ibu rumah tangga di Rusun Kebon Kacang, mengucapkan terima kasih dan mendoakan agar PGN bisa terus berkontribusi melayani masyarakat di negeri ini. "Terima kasih PGN. Semoga tetap bisa lebih melayani masyarakat, terus membuat masyarakat nyaman, makin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari gas bumi," kata Elizabeth di Rusun Kebon Kacang, Jakarta, Jumat (25/12/2015).
Ibu Sukiyah yang sudah tinggal di Rusun Kebon Kacang dan menjadi pelanggan PGN sejak 1981, mendoakan agar PGN bisa terus mempertahankan layanan primanya. "Semoga pelayanan PGN yang sudah baik terus dipertahankan," ucapnya. Tak hanya mempertahankan kualitas pelayanan, PGN juga didoakan agar bisa lebih maju dan lebih meningkatkan lagi pelayanannya.
"Semoga PGN bisa meningkatkan lagi kualitasnya," kata Lhily, salah satu ibu rumah tangga di Rusun Kebon Kacang. Santi, ibu rumah tangga di kawasan yang sama, berdoa supaya jaringan gas rumah tangga PGN bisa semakin luas hingga menjangkau lebih banyak lagi ibu rumah tangga. "Semoga PGN bisa lebih meningkatkan jaringannya sehingga masyarakat bisa lebih banyak menggunakan gas PGN," katanya.
Dengan lantang dan bersemangat, Tinah, ibu rumah tangga di Rusun Kebon Kacang yang sudah lanjut usia, mengatakan: "Maju terus buat PGN!" tandasnya. Seperti diketahui, selama hampir 31 tahun, PGN memasok gas bumi untuk kebutuhan memasak warga Rusun Kebon Kacang. Selama ini, belum ada insiden. Warga mengaku, bila ada kerusakan pipa gas di rumahnya, petugas dari PGN sigap menindaki laporan warga, dan langsung datang memperbaiki kerusakan.-Warga Rumah Susun (Rusun) Bidara Cina di Jatinegara, Jakarta Timur, merasa bangga menikmati gas bumi sebagai sumber energi rumah tangga yang murah dan ramah lingkungan tanpa disubsidi hingga 19 tahun lamanya atau sejak tahun 1996 silam.
"Ada kebanggan kami yang sudah pakai gas bumi. Karena meskipun ini harganya murah, tapi kami nggakdisubsidi negara, sehingga kami nggak memberatkan negara," tutur Malik, seorang warga Rusun Bidara Cina. Lantaran tidak disubsidi, Malik mengaku tak khawatir ketika di pemberitaan ramai dikabarkan bahwa penggunaan LPG 3 kg yang saat ini masih disubisi pemerintah akan dibatasi penjualannya.
Penjualan akan dilakukan tertutup sehingga hanya kelompok masyarakat tertentu saja yang bisa membeli. "Nggak khawatir LPG 3 kg dibatasi. Kan kita nggak pakai itu. Kita pakai gas bumi, sama murah tapi nggakrepot," kata dia. Di Rusun Bidara Cina ini, sedikitnya terdapat 688 unit hunian yang hampir semuanya terlayani jaringan gas kota, yakni jaringan pipa baja yang mengalirkan gas bumi langsung dari sumbernya menuju rumah-rumah warga.
Jaringan gas kota di Rusun Bidara Cina dikelola oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN). Untuk penggunaan hingga 10 meter kubik per bulan, warga hanya dikenakan biaya Rp 30.000-Rp 40.000.
No comments:
Post a Comment