Monday, December 21, 2015

Pelemahan Rupiah Akan Berkisar 1,69% pada 2016

Kebijakan bank sentral Amerika (The Federal Reserve) menaikkan suku bunga acuannya pada pekan lalu direspon tenang oleh pelaku pasar uang dalam negeri. Hal itu tercermin dari nilai tukar rupiah yang relatif stabil pasca kenaikan The Fed rate sebesar 0,25 basis poin.

Ekonom Mandiri Sekuritas, Leo Rinaldy menilai dampak kenaikan suku bunga acuan The Fed terhadap rupiah tidak terlalu signifikan karena pelaku pasar uang sudah mempertimbangkan lama kebijakan itu. Rupiah relatif stabil karena investor menganggap tingkat suku bunga Indonesia masih menarik dibandingkan dengan negara serupa. Selain itu, investor melihat kondisi fundamental makroekonomi Indonesia akan lebih baik pada 2016.

"The Fed diperkirakan akan menaikan suku bunganya secara gradual tahun depan, akhir 2016 mungkin akan mencapai 1-1,25 persen dan efeknya mungkin kepada volatilitas rupiah namun sifatnya terbatas," ujar Leo dalam paparan Economic Outlook di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin (21/12). Justru, lanjutnya, risiko ekonomi yang patut menjadi perhatian pada tahun depan adalah perlambatan ekonomi China. Dia memperkirakan ekonomi Negeri Tirai Bambu dalam lima tahun ke depan hanya akan tumbuh rata-rata 6,3 persen per tahun, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi lima tahun sebelumnya yang mencapai 8,6 persen.

"China masih melakukan transformasi pertumbuhan ekonominya dari berbasis investasi menjadi konsumsi. Namun perlambatan ekonomi China itu manageable," ujarnya. Apabila perekonomian China tahun ini mengecewakan, Leo memperkirakan dampaknya tidak hanya akan ke pasar keuangan, tetapi juga ke sektor riil. Selain itu, kemungkinan devaluasi lanjutan Yuan juga akan menimbulkan efek pelemahan rupiah secara langsung.

Dengan asumsi kenaikan The Fed rate sekitar 1,25 persen pada 2016, Leo meramalkan rupiah akan melemah sekitar 1,6 persen hingga 1,69 persen pada 2016 dan secara rata-rata sepanjang tahun akan berada di kisaran Rp14.300. Pada pekan lalu, Mandiri Sekuritas mencatat rupiah menguat dalam beberapa sesi perdagangan seiring dengan apresiasi mayoritas mata uang global. Kurs rupiah pada Jumat (18/12) menguat 152 poin atau sebesar 1,1 persen ke level Rp13.623 per dolar AS

No comments:

Post a Comment