Monday, December 21, 2015

Pemkot Bogor Tawarkan Investasi Senilai 107 Juta Dolar Untuk Atasi Kemacetan

Guna mengatasi semrawutnya transportasi publik, Pemerintah Kota Bogor mengundang investor menamamkan modalnya di sektor perhubungan di wilayahnya. Perencanaan transportasi di Bogor saat ini dipandang sudah sangat mendesak, di sisi lain anggaran penataan transportasi masih terbatas.

Sekretaris Daerah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat mengatakan, pihaknya menawarkan 7 peluang investasi di bidang transportasi. Salah satunya adalah pengembangan kawasan berbasis transit oriented development(TOD) seluas 22 hektar di Kecamatan Sukaresmi.

"Kawasan TOD Sukaresmi ini konsepnya super block, yang memiliki fasilitas berupa stasiun kereta api, apartemen, Terminal Sukaresmi, perkantoran, mal, dan fasilitas pendukung lainnya," jelas Ade, di acara Bogor Economic Summit IV di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Menurut Ade, investasi TOD di kota hujan tersebut diperkirakan bisa meraup investasi hingga US$ 107,57 juta, serta mampu mengurangi kemacetan, karena ditujukan untuk mengurangi pergerakan lalu lintas ke pusat kota. Peluang investasi yang menjanjikan lainnya di sektor transportasi, sambung Ade, adalah penataan parkir di sejumlah ruas jalan seperti di Jalan Otto Iskandarnata, Jalan Suryakencana, dan Jalan Siliwangi.

Selain investasi parkir, investasi yang tengah dikembangkan adalah Terminal Agribisnis Rancamaya seluas 9,3 hektar yang akan jadi kawasan terpadu, baik sebagai terminal agribisnis dan wisata edukasi. "Selain sebagai terminal agribisnis, kawasan terpadu ini akan dilengkapi dengan pusat promosi ikan hias, parkir angkutan barang, agrowisata, pengolahan sampah, cottage, dan fasilitas penunjang lainnya. Investasi lain ada di TOD Bubulak dan TOD Tanah Baru" ujar Ade.

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berencana memindahkan pusat ekonomi secara bertahap ke daerah pinggiran. Salah satunya dengan pembangunan TOD (transit oriented development) Sukaresmi. Untuk mendukung kawasan bisnis baru tersebut, Pemkot Bogor bakal membangun stasiun baru yang terhubung dengan kereta commuter line Jakarta-Bogor di kawasan tersebut. Sukaresmi juga akan terhubung dengan Bus Rapid Transit (BRT) yang tengah dikembangkan.

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, kawasan seluas 22 hektare tersebut akan dikembangkan jadi kawasan perkantoran, pusat perbelanjaan, apartemen, terminal, hotel, dan area komersial lain. "Sukaresmi ini akan kita jadikan hotel, mal, perkantoran dan lainnya. Tujuannya, geser kesibukan dari pusat ke pinggiran. Pusat kota peruntukannya untuk heritage, kayak Balai Kota dan Istana Presiden," jelas Bima ditemui di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Rabu (16/12/2015).

Bima memperkirakan, kawasan yang masuk Kecamatan Tanah Sereal ini bisa menarik investasi US$ 142,32 juta. Menurutnya, sudah ada perusahaan properti yang berminat menanamkan modalnya di Sukaresmi. Kawasan pinggiran lain yang tengah ditawarkan ke investor, lanjut Bima, adalah rencana kawasan Terminal Agrobisnis Rancamaya. Kawasan seluas 9 hektar ini ditawarkan untuk dikembangkan menjadi pasar induk sayur, penginapan (cottage), gudang, dan wisata agro. Total investasinya diperkirakan US$ 19,42 juta.

"Rancamaya ini kita khususkan untuk investor yang mau bangun pusat sayur mayur, jadi pasar induk supaya sayur masuk ke sini saja. Kemudian ada cottage karena wilayahnya kan sejuk, urban farming untuk agrowisata," ujar Bima. Bima mengungkapkan, saat ini minat investasi di kedua kawasan tersebut, plus imvetasi parkir sudah mencapai Rp 7 triliun.

No comments:

Post a Comment