Monday, December 21, 2015

Perbedaan BUMN Indonesia dan Malaysia

Ada perbedaan pengelolaan dan pengawasan antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia dengan Malaysia dan Singapura. Bila BUMN Malaysia yakni Khazanah dan BUMN Singapura yakni Temasek dikendalikan oleh Chief Executive Officer (CEO) tanpa di bawah lembaga negara, sedangkan BUMN Indonesia tetap memiliki CEO namun bertanggung jawab kepada Menteri BUMN bahkan harus melapor juga ke parlemen hingga presiden.

"Malaysia nggak ada Kementerian BUMN tapi CEO yang tanggung jawab ke PM. Kalau Temasek itu dipimpin CEO global. Tapi untuk keputusan strategis langsung ke PM," kata Managing Director LPM FEB UI, Toto Pranoto dalam diskusi BUMN di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Lanjut Toto, Indonesia dan Malaysia sebetulnya pernah melakukan kajian bersama tahun 1990an untuk membentuk holding BUMN tanpa perlu berada di bawah Menteri. Kedua negara juga menunjuk konsultan sama namun Malaysia mengikuti rekomendasi dengan membentuk super holding Khazanah.

"Itu dibuat sama oleh McKinsey, Malaysia dia mengikuti rekomendasi tapi kita ganti menteri, akhirnya berubah," jelasnya. Akibat pengawasan dan pengelolaan BUMN Indonesia yang masih bersentuhan dengan birokrasi serta diawasi banyak pihak, kinerja antara BUMN Indonesia dengan Malaysia dan Singapura berbeda.

Meski demikian, kinerja BUMN RI yang Tbk masih lebih unggul dari BUMN Malaysia yang Tbk. Dengan melakukan pembanding antara BUMN RI yang sudah go public, 20 BUMN Indonesia go public meraih pendapatan US$ 39 miliar di 2014 sedangkan Temasek dengan 15 BUMN (di luar UOB, OCBC, Changi Airport Group) mencatat pendapatan US$ 61 miliar.

Pendapatan BUMN RI Tbk tampaknya lebih di atas Khazanah dengan 24 BUMN (di luar Petronas, Maybank, Berhard Group, dan Tenaga Nasional) sebesar US$ 2,26 miliar di 2014 namun indikator profit margin terhadap pendapatan, BUMN Indonesia masih tertinggal dari Malaysia.

"Dilihat dari indikator profit margin, Khazanah berada di urutan pertama 40,4% dari total pendapatan, Temasek 19,48% dan 20 BUMN Indonesia Tbk hanya 15,7%," tambahnya.

No comments:

Post a Comment