Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total impor November 2015 mencapai US$ 11,51 miliar atau naik 3,61 persen jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya. Dari angka tersebut, US$ 9,87 miliar diantaranya merupakan impor nonmigas yang naik 5,6 persen. Kepala BPS Suryamin menilai salah satu penyebab kenaikan impor nonmigas November disebabkan oleh meningkatkan kebutuhan masyarakat menjelang tahun baru dan persiapan Hari Raya Natal bagi umat Kristiani.
“Bulan November ini kan menghadapi tahun baru, menghadapi Natal, ini juga menggenjot impor nonmigas,” kata Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/12). Selama periode tersebut, Suryamin mencatat naiknya impor komoditas gandum, gula dan kembang gula, hingga cokelat. Berdasarkan data BPS, impor gandum-ganduman bulan lalu naik 58,92 persen dibandingkan capaian Oktober 2015 menjadi US$ 346,17 juta. Impor produk gula dan kembang gula mencapai US$ 147,13 juta atau naik 25,07 persen. Sementara impor kakao/cokelat positif 29,38 persen menjadi US$ 5,5 juta.
“Impor gandum-ganduman ini kan nanti kan akan berpengaruh juga di Desember. Nanti (gandum-ganduman) akan diproses menjadi roti,” ujarnya. Lebih lanjut, Suryamin mengungkapkan beberapa barang yang terkait dengan investasi mencatatkan kenaikan pada bulan lalu dibandingkan Oktober 2015. Hal ini disinyalir akibat mulai terealisasinya belanja infrastruktur pemerintah.
"Empat komoditi yang menunjukkan relasi, ada kaitannya, dengan investasi menunjukkan peningkatan," ujarnya. Keempat barang tersebut antara lain mesin dan peralatan listrik naik 11,7 persen menjadi US$ 1,39 miliar, besi dan baja naik 17,65 persen menjadi US$ 552,8 juta, kendaraan dan bagian-bagiannya naik 0,96 persen menjadi US$ 386,94 juta, dan benda-benda terbuat dari besi dan baja naik 21,78 persen menjadi US$ 314,8 persen.
Apabila dilihat berdasarkan golongan penggunaan, impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 970 juta sepanjang November 2015 atau melonjak 25,48 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan impor bahan baku/ penolong mencapai US$ 8,52 miliar atau naik 3,12 persen. Sementara itu, impor barang modal bulan lalu masih tercatat minus 2,62 persen dibandingkan Oktober 2015 menjadi US$ 2,02 miliar.
Secara akumulasi, nilai impor Januari- November 2015 mencapai US$ 130,61 miliar turun 20,24 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Angka tersebut terdiri atas impor nonmigas sebesar US$ 107,79 miliar dan impor migas sebesar US$ 22,82 miliar. Selama periode tersebut, impor mesin dan peralatan mekanik mencatatkan nilai terbesar, mencapai US$ 20,36 miliar atau turun 14,49 persen dibandingkan capaian periode yang sama tahun lalu.
Adapun negara asal impor nonmigas terbesar selama Januari-November 2015 adalah China dengan total ekspor nonmigas mencapai US$ 26,45 miliar atau mengambil porsi 24,54 persen kemudian diikuti Jepang dengan nilai US$ 12,24 miliar (11,35 persen), dan Singapura dengan nilai impor nonmigas US$ 8,17 miliar (7,68 persen).
Berdasarkan golongan penggunaan barang, sepanjang sebelas bulan di tahun ini, impor barang konsumsi tercatat turun 15,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi US$ 9,78 miliar, impor bahan baku/penolong turun 21,39 persen menjadi US$ 98,35 miliar, dan impor barang modal turun 17,06 persen menjadi US$ 22,48 miliar.
No comments:
Post a Comment