Tuesday, September 1, 2015

Kemiskinan dan Pengangguran Ancam Perekonomian Indonesia

Christine Lagarde, Managing Director IMF menganggap Indonesia sebagai kekuatan ekonomi terbesar kedelapan di dunia, di mana menguasai lebih dari setengah angkatan kerja di Asean. Dengan penciptaan peluang investasi dan perdagangan yang lebih besar, Indonesia diyakini akan mendapatkan keuntungan besar untuk bisa tumbuh paling cepat di dunia.

Ketika negara-negara lain di kawasan menghadapi permasalahan tenaga kerja yang semakin menua, Lagarde menilai Indonesia justru kebalikannya. Jumlah tenaga muda produktif di Indonesia cukup melimpah, di mana pada 2030 diperkirakan jumlahnya mencapai 180 juta orang atau 70 persen dari total populasi penduduk.

Namun di balik bonus demografi tersebut, Lagarde menyoroti tingkat pengangguran di Indonesia yang justru menjadi momok bagi pembangunan ekonomi. Menurutnya, sampai hari ini jumlah pemuda yang menganggur di Indonesia lebih dari 20 persen dari total angkatan kerja. Angka ini lebih dari empat kali tingkat pengangguran secara keseluruhan.

Pada saat yang sama, lanjut Lagarde, sekalipun tingkat kemiskinan berkurang setengah, namun ketimpangan pendapatan meningkat pesat selama satu dekade terakhir.  "Tidak ada kesinambungan pertumbuhan ekonomi jika manfaatnya hanya dinikmati oleh beberapa orang," tuturnya dalam kuliah umum di Universitas Indonesia, Selasa (1/9).

Menurut Lagarde, ini adalah kesempatan yang unik bagi Indonesia untuk bisa mengatasi hambatan tersebut. Saat ini, lanjutnya, adalah waktu untuk memulai reformasi yang berani yang akan memodernisasi ekonomi, menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda, serta membuat iklim yang cocok untuk pemimpin global abad ke-21.

"Anda, Indonesia seharusnya tidak hanya cerita tentang ekspor komoditas dan pasar domestik yang besar. Ada kelas baru dari pasar untuk ditaklukkan, bukan hanya di lingkungan Anda, tetapi juga secara global," tuturnya.  Bos IMF ini menambahkan terdapat lebih dari 1,5 miliar konsumen yang akan memasuki kelas menengah global selama beberapa tahun ke depan. Itu merupakan peluang yang harus ditangkap dengan mengembangkan potensi ekonomi di bidang manufaktur, pertanian dan jasa.

"Dengan kata lain, pikirkan tiga bidang (yang harus dikembangkan): infrastruktur, investasi, dan perdagangan," ujar Lagarde.

No comments:

Post a Comment