Bisnis pertambangan belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Rendahnya harga komoditas dunia juga bukan jadi kabar baik bagi industri yang kian sulit ini. Salah satu perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), Anglo American, berniat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 85.000 pegawainya. Selain itu, ada rencana juga menjual 60% asetnya.
Perusahaan dari negeri Paman Sam itu juga membatalkan pembagian dividen 2015 dan 2016, sejalan dengan dipangkasnya belanja modal dan belanja operasional tahun depan. "Melemahnya harga komoditas membuat perusahaan harus mengambil keputusan yang berat," kata CEO Anglo American, Mark Cutifani, dalam keterangan tertulis yang dikutip CNN, Rabu (9/12/2015).
Aset yang akan dijual adalah semua tambang batu bara dan tembaga. Perusahaan ke depan akan fokus di tiga lini bisnis, tambang berlian di De Beers, industri logam, dan jual beli komoditas. Harga komoditas sempat menanjak tinggi pasca krisis finansial 2008 lalu. Namun, kini hampir semua komoditas harganya merosot ke titik terendahnya.
Saham Anglo American jatuh 8% pada perdagangan Selasa waktu setempat di Bursa New York. Sejak awal 2015 sampai kemarin, sahamnya sudah terjun bebas 72%.
No comments:
Post a Comment