Dana Investasi Real Estate (DIRE) atau yang lebih dikenal dengan Real Estate Investment Trust (REITs) merupakan instrumen investasi baru yang belum banyak dilirik masyarakat mau pun pengembang properti di Indonesia. Apa sebetulnya DIRE? Dire merupakan wadah pemodal mengumpulkan uangnya melalui Kontrak Investasi Kolektif (KIK) tersebut sebagian besar akan diinvestasikan dalam bentuk aset properti seperti membeli mal, gedung perkantoran, rumah sakit, hotel, bahkan gudang.
Layaknya instrumen investasi lainnya, DIRE juga menawarkan untung beserta risikonya. Jika dibandingkan dengan saham, mana yang lebih menguntungkan? "Apakah DIRE lebih menguntungkan ketimbang saham? Tergantung. Kalau yang risk taker berani kehilangan uang lebih suka beli saham. Risiko tinggi dan return tinggi. Nah, yang mau risiko rendah seperti obligasi dapat fixed income tiap bulan cocok investasi di DIRE," ungkap Wilijadi Tan, Corporate Finance & Transaction Support RSM Indonesia ditemui di Plaza Asia, Jakarta, Rabu (2/12/2015).
Didik Wahyudianto, Audit & Asurance Services RSM Indonesia menjelaskan lebih lanjut mengenai DIRE. Bagaimana dana yang terkumpul untuk membeli mal bisa mendatangkan keuntungan bagi investor? "Misalnya investor sudah beli KIK. Artinya telah menginvestasikan dananya ke DIRE untuk dibelikan mall atau gedung perkantoran oleh SPC (Solicitors Property Center). SPC mendapat kepemilikan mall untuk disewakan dalam jangka panjang. Nah, pendapatan yang diperoleh investastor berasal dari sewa atau rental jangka panjang mallnya," jelas Didik.
Wili memberi contoh, misalnya investor secara kolektif mengumpulkan dana Rp 100 miliar. "Setengahnya harus fixed asset beli mall misalnya. Lalu Rp 30 miliar bisa untuk membeli saham perusahaan pengembang real estate. SPC mendapat dana dari DIRE untuk dibayarkan ke pemilik gedung. Perusahaan DIRE dapat melakukan penawaran dan diperdagangkan di bursa efek. Itu yang menarik," katanya.
Wilijadi menjelaskan, meski resiko berinvestasi di DIRE tergolong rendah, untung atau return yang ditawarkan cukup menarik dibanding pilihan investasi low risk lainnya. "Return DIRE bisa sampai 20% per tahun, itu saya cek di bloomberg. Dibagikan setiap 3 bulan. Bisa jadi pendapatan tetap kan. Cocok untuk profil investor pensiunan," jelas Wili.
Sentot Agus Priyanto, Tax Services. RSM Indonesia menambahkan, keuntungan berikutnya berinvestasi di DIRE yaitu deviden yang dibagikan sudah bebas dari pajak. "Deviden sudah bukan objek pajak. Melalui DIRE, investor—investor kecil bisa bergabung dengan investor besar seperti pengembang properti untuk membeli sebuah gedung perkantoran atau mal. Bangunan yang dibeli pun hanya boleh aset yang berwujud fisik dan sudah menghasilkan pendapatan.
"Jadi nggak ada jual gambar atau jual desain," imbuhnya.
Jika beli saham ada resiko perusahaan rugi atau bangkrut, bagaimana dengan DIRE? Sebab DIRE pun bukan bebas resiko. Membeli sebuah mal atau gedung perkantoran pun ada resiko seperti kebakaran atau bencana alam. "Kalau terjadi risiko, misalnya kebakaran atau gedung ditutup oleh Pemda itu kerugian kita ditanggung pemilik gedung. Pemilik gedung pasti sudah punya asuransi kebakaran. Uang hasil klaim bisa untuk mengembalikan uang kita," tutur Wili.
No comments:
Post a Comment