Tuesday, December 8, 2015

PT KAI Siapkan 10 Kereta Tambahan Untuk Libur Natal dan Tahun Baru

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI menyiapkan 10 kereta untuk mengangkut para pemudik, setara dengan 1 juta lebih tempat duduk guna menghadapi lonjakan permintaan sepanjang libur Natal dan tahun baru. Dalam operasi Natal dan tahun baru kali ini kami menyiapkan dan menambahkan 10 kereta tambahan," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro dalam keterangan pers, dikutip Selasa (8/12).

Edi menyebut jumlah tempat duduk yang disiapkan tersebut mengalami kenaikan kurang lebih 1 persen dari tahun sebelumnya. Ia menuturkan periode angkutan Natal dan Tahun baru diperkirakan selama 20 hari, terhitung dari 20 Desember 2015 sampai 5 Januari 2016.Manajemen PT KAI memperkirakan puncak arus mudik Natal dan tahun baru kali ini terjadi pada 27 Desember 2015, dan arus balik pada 4 Januari 2015.

“Sementara total jumlah penumpang yang akan kami layani diperkirakan naik kurang lebih 1 persen yaitu dari 2014 sebanyak 4,95 juta penumpang dan pada 2015 ini diperkirakan naik hingga 4,98 juta penumpang,” kata Edi. Tiket kereta tambahan sendiri sudah mulai dijual sejak 9 November 2015. Sampai 4 Januari 2015 kemarin, jumlah tiket yang sudah terjual sebanyak70 persen.

“Tiket bisa dibeli secara langsung, online maupun melalui agen resmi kami,” kata Edi. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menganggarkan sekitar Rp 1 triliun untuk pemasangan perangkat track balise atau sensor pergerakan kereta di rel kereta api Pulau Jawa selama tiga tahun ke depan. Pemasangan itu merupakan bagian dari pemasangan Sistem Keselamatan Kereta Api Otomatis (SKKO) di perkeretaapian.

“Jadi di setiap stasiun akan dipasang (track balise) di dekat sinyal, terus dihubungkan dengan sinyal,” tutur Direktur Jenderal Perkerataapian Kemenhub Hermanto Dwiatmoko di kantornya, Kamis (1/10). Sebelumnya, perangkat SKKO memungkinkan kereta api berhenti secara otomatis ketika melanggar sinyal aman maupun batas kecepatan aman.

Hermanto menuturkan pemasangan track balise itu akan dilakukan secara bertahap hingga 2018. Untuk tahun ini, Hermanto menargetkan pemasangan track balise di jalur kereta lintas Utara Pulau Jawa dengan anggaran sekitar Rp 200 miliar-an. “Kami berharap (pemasangan track balise) akan bisa sepenuhnya efektif pada 2018,” kata Hermanto.

Sementara itu, pemasangan perangkat SKKO di lokomotif kereta api akan dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Hal ini penting karena dibutuhkan konektivitas SKKO lokomotif dan lintasan. Hermanto juga berencana akan memasang track balise di lintasan Kereta Rel Listrik (KRL) di Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bogor (Jabodetabek). Bahkan meskipun tidak menyebutkan angka, Hermanto memperkirakan anggaran untuk pemasangan track balise akan cukup besar mengingat banyaknya stasiun.

“KRL Jabodetabek ini memang agak sulit juga karena memasangnya (track balise) dalam kondisi yang traffic-nya tinggi. Kan (track balise) itu harus dipasang di rel jadi mesti dipasang malam hari. Jadi saya mau cari waktu yang tepat dulu untuk pemasangan track balise di lintasan KRL Jabodetabek,” ujarnya.

Faktor keselamatan memang menjadi perhatian pemerintah apalagi beberapa waktu lalu ada dua KRL jurusan Jakarta-Bogor bertubrukan. KRL 1154 yang sedang berhenti di Juanda ditabrak dari belakang oleh KRL 1156 yang melanggar sinyal berhenti, pada Rabu (23/9) lalu.

No comments:

Post a Comment