Ekonom Senior PT Bank Danamon Tbk, Anton Gunawan memprediksi nilai tukar rupiah pada akhir tahun akan menyentuh level Rp14.100 per dolar AS. Pasalnya, pelaku pasar dinilai masih mengakumulasi masuknya mata uang Yuan dalam keranjang mata uang acuan Dana Moneter Internasional (IMF) dan melonjaknya permintaan dolar AS. "Dari segi kurs, kita cenderung melemah, kelihatannya untuk tahun ini saya bisa katakan Rupiah masih akan ada tekanan sampai akhir tahun," ujar Anton, di Jakarta, Rabu (2/12).
Namun, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini, nilai tukar rupiah mencapai Rp13.757 per dolar AS, menguat dibandingkan hari sebelumnya Rp13.808 per dolar AS. Anton menilai, pelemahan bakal terjadi jelang pergantian tahun, dimana permintaan dolar AS meningkat.
"Di samping faktor Yuan, di domestik secara umum akan terjadi tekanan permintaan dolar yang lebih tinggi di bulan (Desember) ini. Jadi saya perkirakan rupiah akan ada di kisaran Rp14.100 per dolar AS di akhir tahun, tapi tahun depan saya yakin akan menguat kembali," kata Anton.Di sisi lain, Anton menyatakan bahwa pada 2016 diprediksi arus modal akan tetap masuk ke Indonesia seiring dengan perbaikan pertumbuhan ekonomi domestik. Hal itu juga menjadi alasannya memperkirakan bahwa Rupiah bakal kembali menguat di tahun depan.
"Kalau melihat prospek pertumbuhan kita di kisaran lima persen pada tahun depan, itu cukup bagus dan bisa menarik inflow (arus dana) ke Indonesia. Itu alasan saya kenapa Rupiah akan menguat tahun depan," ujar Anton.Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai tukar Rupiah mengalami tekanan depresiasi pada triwulan III 2015. Pada triwulan III 2015, Rupiah secara rata-rata melemah sebesar 5,35 persen dari kuartal sebelumnya ke level Rp13.873 per dolar AS.
Asal tahu saja, tekanan terhadap Rupiah dan mata uang lainnya tersebut dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kekhawatiran terhadap normalisasi kebijakan The Fed dan devaluasi Yuan. Namun, Rupiah menguat pada bulan Oktober 2015 dipicu oleh sentimen positif terhadap negara berkembang akibat hasil pertemuan bank sentral AS yang pesimistis dan membaiknya optimisme terhadap prospek ekonomi Indonesia sejalan dengan rangkaian paket kebijakan pemerintah serta paket stabilisasi nilai tukar yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Sepanjang Oktober lalu, Rupiah secara rata-rata menguat 4,47 persen (mtm) ke level Rp13.783 per dolar AS. Bank Indonesia menyatakan bakal terus menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.
No comments:
Post a Comment