Monday, December 7, 2015

Cadangan Devisi Indonesia Turun Lagi Karena Jaga Rupiah

Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir November 2015 tercatat sebesar US$ 100,2 miliar, relatif sama dengan posisi akhir Oktober 2015 sebesar US$ 100,7 miliar.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam keterangan resminya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penerimaan devisa, antara lain dari penerimaan migas dan penarikan pinjaman Pemerintah, yang masih cukup untuk menutupi kebutuhan devisa, antara lain untuk pembayaran utang luar negeri Pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya.

Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir November 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Pasar keuangan dunia termasuk Indonesia tengah harap-harap cemas menanti arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) terhadap suku bunga acuannya. Kurang lebih 10 tahun, negeri Paman Sam tersebut belum lagi menaikkan Fed fund rate. Dengan kondisi perekonomian AS yang tengah melambat, kemungkinan Fed fund rate akan dinaikkan di Desember tahun ini.

Demikian dikatakan‎ Direktur dan Kepala Riset Ekuitas Citi Investment Ferry Wong‎ dalam Seminar "Economic and Capital Market Outlook 2016" di Assembly Hall, Plaza Bapindo, Jakarta, Senin (7/12/2015). "Kami perkirakan Fed fund rate expect akan menaikkan tingkat suku bunga 0,25% ini di Desember, ini sejak awal 2006 Fed belum menaikkan suku bunga jadi hampir 10 tahun tidak menaikkan suku bunga, jadi Desember ini akan naik," sebut dia.

Ferry menyebutkan, kenaikan suku bunga The Fed akan dilakukan secara bertahap. Di Desember 2015 diperkirakan akan naik sebesar 0,25%. Selanjutnya Fed fund rate akan naik lagi sebesar 0,25% masing-masing di kuartal II dan IV-2015 sehingga Totalnya menjadi 1%. Sementara di 2017 diperkirakan akan dinaikkan kembali 0,25% sehingga posisi Fed fund rate di tahun 2014 mencapai 1,25%.

"Itu gambarannya. Hampir 2 tahun orang menunggu kapan Fed naikkan suku bunga," katanya. Terkait hal itu, Ferry memperkirakan suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate akan diturunkan di tahun depan masing-masing 25 bps di kuartal II dan VI-2016. "Jadi kita expect di second quarter 2016 dan fourth quarter 2016, untuk BI akan menurunkan masing-masing 25 bps. Itu untuk gambaran untuk makro," kata Ferry.

No comments:

Post a Comment