Monday, December 7, 2015

Proyek Air Minum Umbulan Rp 1,8 Triliun Dimulai Lagi Setelah Mangkrak Selama 40 Tahun

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memberikan persetujuan atas proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Umbulan, Jawa Timur. Proyek bernilai Rp 1,8 triliun tersebut besar manfaatnya untuk ketersediaan air minum pada lima wilayah atau sekitar 250 kepala keluarga (KK). "Proyek ini sudah diidamkan sejak 1975, alhamdulillah baru 40 tahun kemudian proyek ini baru diwujudkan," ungkap Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Gedung Dhanapala, Kemenkeu, Jakarta, Senin (7/12/2015)

Proyek SPAM Umbulan dengan kapasitas 4000 liter/detik ini meliputi pekerjaan desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pembiayaan. Air baku diambil dari mata air Umbulan di Kabupaten Pasuruan dan akan didistribusikan melalui pipa transmisi sepanjang ±93,7 km untuk memenuhi kebutuhan di Kota dan Kabupaten Pasuruan, Sidoarjo‎, Surabaya dan Gresik.

Proyek ini dibiayai oleh ekuitas Badan Usaha yang dibentuk oleh konsorsium yang ditetapkan sebagai pemenang lelang, pinjaman bank dan dukungan kelayakan. Masa konstruksi dijadwalkan akan selesai dalam kurun waktu 2 tahun dan masa kerjasama selama 25 tahun sejak tanggal beroperasi komersil. "Peran kita adalah dari sisi VGF (Viability Gap Fund). VGF ini agar siapapun swasta yang masuk kesana tidak takut‎. Nanti akan ada dari PII," jelasnya.

‎Gubernur Jawa Timur, Sukarwo mengakui, lamanya proyek tersebut dikarenakan proses kepastian VGF. VGF adalah dana talangan yang diberikan oleh pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur yang tidak memiliki keuntungan besar atau memiliki waktu balik modal yang lama. Tujuannya agar menarik bagi investor. "Baru Agustus 2015 dibicarakan lagi dan matang soal VGF. Makanya kita lakukan langkah selanjutnya sekarang," kata Gubernur yang beken dipanggil Pakde Karwo itu pada kesempatan yang sama.

Menurutnya, dalam perhitungan sebelumnya, harga per meter kubik adalah Rp 3.356 di PDAM dan Rp 6.700 di pelanggan. Dengan adanya VGF maka untuk pelanggan hanya dikenakan Rp 3.300 per meter kubik. "Ini tentunya meringankan beban masyarakat dan masyarakat juga bisa mendapatkan air bersih dengan mudah ke depannya," tukasnya.

No comments:

Post a Comment