Wednesday, April 13, 2016

Indonesia Kucurkan 300 Juta Dolar Untuk Bangun Infrastruktur Bank Islam

Indonesia, Turki, dan Islamic Development Bank (IDB) tengah menginisiasi pendirian bank khusus infrastruktur global berbasis syariah atau Islamic Investment Infrastruktur Bank (IIIB). Untuk menjadi tuan rumah, pemerintah akan menyiapkan modal lebih besar dari yang ditawarkan Turki sebesar US$ 300 juta.

"Modalnya masih dibicarakan. Ya kita lebih dari (yang ditawarkan) Turki (US$ 300 juta)," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro di Gedung DPR, Selasa (26/5). Bambang menjelaskan, IIIB akan berperan seperti bank pembangunan internasional laiknya Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia. Bedanya, IIIB menggunakan prinsip-prinsip keuangan syariah dalam setiap aktivitaa pembiayaanya.

"Konsepnya seperti bank infrastruktur dengan pendekatan syariah dan global. Jadi Indonesia, Turki dan IDB akan jadi semacam founding member-nya," jelas Menteri Keuangan. Sebelumnya, Bambang mengklaim industri keuangan syariah di Indonesia telah diakui dunia dan dianggap memiliki potensi besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi negara.

Prinsip keuangan Islam dan kehati-hatian yang dianut oleh bank syariah serta melarang spekulasi, menjadikan bank syariah lebih resisten ketika dilanda krisis. "Sewaktu tahun 2008 waktu saya menjadi anggota Islamic Development Bank (IDB) ada studi yang mengatakan ketika krisis bank syariah punya daya tahan lebih baik dibanding dengan bank-bank konvensional yang instrumennya derivatif dan banyak spekulasi," kata dia.

Menteri Keuangan Bambang P. S. Brodjonegoro mengatakan Indonesia akan menjadi tuan rumah bank pembangunan infrastruktur yang dikembangkan dengan prinsip syariah. Lembaga itu disebut Islamic Investment Infrastructure Investment Bank.  "Bank ini, kalau kita bicara langkah seperti World Bank atau Asian Development Bank (ADB), kalau di Tiongkok kan ada Asian Infrstructure Bank, mereka juga membiayai proyek pendidikan, agrikultur, manufaktur atau terkait kesehatan,” kata Menteri Bambang dalam sebuah seminar di Jakarta, Selasa (14/4).

“Khusus untuk infrastruktur ya didorong ini (IIIB)," kata Bambang lagi.  Bambang mengklaim industri keuangan syariah di Indonesia telah diakui dunia dan dianggap memiliki potensi besar dalam menyumbang pertumbuhan ekonomi negara.  Prinsip keuangan Islam dan kehati-hatian yang dianut oleh bank syariah serta melarang spekulasi, menjadikan bank syariah lebih resisten ketika dilanda krisis.

"Sewaktu tahun 2008 waktu saya menjadi anggota Islamic Development Bank (IDB) ada studi yang mengatakan ketika krisis bank syariah punya daya tahan lebih baik dibanding dengan bank-bank konvensional yang instrumennya derivatif dan banyak spekulasi," kata dia.

Bambang meminta para pelaku industri perbankan syariah yang ada saat ini mampu memanfaatkan sifat rasional dari para nasabah. Bambang membayangkan IIIB mampu menjaring investor dari kalangan manapun. Ia juga menjamin pemerintah akan mendukung perbankan syariah untuk berkembang melalui regulasi yang diterbitkan.  "Tapi dengan syarat, pastikan manajemen terjaga. Jangan sampai ada salah urus, nanti kalau ada bank syariah collapse pasti orang langsung melihat kalau bank syariah enggak menjamin," katanya.

No comments:

Post a Comment