PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau Kepri mencatatkan laba bersih Rp297,99 miliar di sepanjang 2015. Jika dibandingkan dengan perolehan 2014 pada posisi Rp500,57 miliar, maka laba bersih BPD Riau Kepri menurun 40,4 persen. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (5/4), terdapat dua faktor yang menyeret penurunan laba bank daerah tersebut.
Pertama, melesatnya jumlah beban bunga yang mencapai 44,7 persen menjadi Rp1,18 triliun per akhir 2015. Pun untuk faktor kedua didasarkan melejitnya beban cadangan kerugian penurunan nilai yang melambung 859,9 persen dari Rp 27,36 miliar menjadi Rp262, 63 miliar.
Umumnya, kenaikan cadangan kerugian penurunan nilai alias CKPN disebabkan oleh meningkatnya rasio kredit bermasalah perseroan. Dengan begitu, perseroan harus menyisihkan pendapatan atau laba untuk dicatat sebagai pencadangan. Sedangkan dari sisi kredit, Bank Riau Kepri berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 10,5 persen dari Rp12,76 triliun pada akhir 2014 menjadi Rp 14,11 triliun pada akhir tahun lalu.
Sementara untuk kredit konsumtif, masih mendominasi sebanyak 70 persen dibandingkan kredit produktif yang berkisar 30 persen. Realisasi kredit bank daerah ini sejalan dengan pertumbuhan kredit industri bank umum yang berkisar 10 persen. Secara umum, industri perbankan menyalurkan kredit sebesar Rp 4.082 triliun hingga akhir tahun lalu. Namun, pencapaian ini masih dibawah target industri, yaitu 13 persen - 15 persen.
Bank Riau Kepri sendiri menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 14 persen di sepanjang tahun ini. Salah satu strategi yang akan dijalankan perseroan, antara lain produk kredit baru khusus nasabah usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). Ini sekaligus sejalan dengan program pemerintah daerah yang ingin mendorong pertumbuhan usaha skala kecil
No comments:
Post a Comment