Tuesday, December 8, 2015

Cadangan Devisa Indonesia Turun 500 Juta Dolar Pada November 2015

Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah cadangan devisa nasional pada akhir November 2015 sebesar US$100,2 miliar, turun dibandingkan posisi bulan sebelumnya US$100,7 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara menjelaskan, penyusutan cadangan devisa dipengaruhi oleh penerimaan migas dan penarikan pinjaman pemerintah yang berkurang.

Kendati susut, BI memastikan jumlah tersebut masih cukup untuk menutupi kebutuhan devisa terkait pembayaran utang luar negeri pemerintah dan operasi pasar stabilisasi nilai tukar rupiah. “Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa per akhir November 2015 masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,9 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” jelas Tirta dalam keterangan resmi BI, Senin (7/12).

Menurut Tirta, cadangan devisa saat ini masih mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Sebelumnya, BI menyatakan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada akhir kuartal III 2015 masih aman. Total ULN Indonesia pada akhir September 2015 mencapai US$ 302,4 miliar atau setara dengan Rp 4.154,6 triliun.

Direktur Eksekutif‎ Kepala Departemen Statistik BI, Hendy Sulistiowati menyebutkan empat indikator ULN yang menjadi pertimbangan BI. Pertama, indikator perbandingan ULN jangka pendek terhadap total utang. Per akhir kuartal III 2015, total ULN jangka pendek mencapai US$ 56,2 miliar sehingga rasio ULN jangka pendek dengan total ULN adalah 18,6 persen. Rasio itu, lanjut Hendy, masuk dalam kategori aman karena masih dibawah batas aman (threshold) sebesar 18,9 persen.

“Kita punya sekarang posisinya(ULN jangka pendek per total ULN) itu 18,6 persen sementara kita yang dianggap bahaya itu kalau sudah melampaui 18,9 persen,” tutur Hendy belum lama ini.

No comments:

Post a Comment