Sofyan mengatakan, dengan daya sebesar itu, dapat menerangi banyak rumah bahkan setengah wilayah kota. Namun Sofyan tak menjelaskan luas kota apa yang dimaksud. "Banyak itu, setengah kota dapat," kata Sofyan. Ia menambahkan, alasan disewanya kapal listrik ini, karena masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang kekurangan listrik. Kapal ini rencananya akan diletakkan di perairan Amurang, Minahasa Selatan. Kapal listrik ini akan memasok wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo, yang saat ini sedang mengalami krisis listrik.
"Apalagi, daftar tunggu mereka banyak (daftar penyambungan listrik baru), banyak warga yang tadinya nggak punya kulkas beli kulkas, pasang AC juga, jadi kebutuhan listriknya juga meningkat cukup tinggi, itunggak bisa kita penuhi sekarang ini, kalau sekarang belum bisa. PLN juga sendang membangun PLTU Minahasa 2 x 50 MW, itu 2-3 tahun lagi selesainya," tutup Sofyan.
PT PLN (Persero) menyewa Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) selama 5 tahun dengan kapasitas 120 megawatt (MW). Kapal tersebut bernama Karadeniz Powership Zeynep Sultan yang didatangkan dari Turki. Tak hanya satu, ternyata PLN menyewa sebanyak 4 'kapal listrik'. "Ada 4 kapal yang di sewa," kata Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, ditemui di Istana Negara, Kamis (3/12/2015).
4 'kapal listrik' yang di sewa ini kata Sofyan, akan ditempatkan di daerah-daerah yang saat ini kekurangan listrik, yang mengakibatkan pemadaman bergilir ke pelanggan. "Untuk di Amurang, Medan, Atambua, dan satunya lagi saya lupa," ucap Sofyan. Ia mengakui, pemilik atau yang memproduksi 'kapal listrik' apung di dunia masih sangat sedikit, yakni baru ada Turki dan Jepang. Ia berharap suatu saat Indonesia mampu memproduksi kapal PLTG apung sendiri.
"Nah itu harapannya, kita bisa bikin 10-20 MW. Kalau itu bisa dibuat, maka solusi untuk daerah terpencil, khususnya kepulauan. Itu pemikiran kami, akan luar biasa kalau industri kita bisa buat," tutup Sofyan. PT PLN (Persero) menyewa Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Apung selama 5 tahun dengan kapasitas 120 megawatt (MW). Kapal tersebut bernama Karadeniz Powership Zeynep Sultan yang didatangkan dari Turki. Berapa biaya sewanya?
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir mengatakan, PLN menyewa kapal PLTG Apung tersebut dari perusahaan luar negeri. Kerja sama sewa kapal listrik ini ditangani langsung PLN atau bukan lewat perantara. "Perusahaan di luar, langsung kami, tidak pakai perwakilan. Perusahaan Turki, lupa namanya. Kebetulan mereka punya stok jadi kita sewa, bayangkan kapal pembangkit kan harus dibikin," kata Sofyan ditemui di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (3/12/2015).
Sofyan menegaskan, untuk biaya sewa 'kapal listrik' ini yang jelas lebih murah daripada sewa genset yang konsumsi bahan bakarnya menggunakan solar. "Sewanyaa nggak sampai Rp 1.000/kWh, berapa persisnya saya nggak tahu, tapi yang pasti di bawah diesel. Lupa saya detailnya," ujar Sofyan. PT PLN (Persero) menyewa Kapal Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) selama 5 tahun dengan kapasitas 120 megawatt (MW). Kapal tersebut bernama Karadeniz Powership Zeynep Sultan yang didatangkan dari Turki.
Direktur Utama PLN, Sofyan Basir, mengakui kapal tersebut disewa oleh PLN untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi di Sumatera Utara dan Gorontalo. "Itu (kapal) memang luar biasa, bukan aku yang bikin. Jadi gini sebenarnya kapal power plant ini baru akan datang ke Indonesia. Nantinya kapal ini akan ditempatkan di Amurang, Minahasa Selatan," kata Sofyan, ditemui usai mengikuti rapat terbatas, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (31/12/2015).
Sofyan mengatakan, hal ini dilakukan karena saat ini listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo sedang kekurangan pasokan listrik. Sampai hari ini masih terjadi pemadaman bergilir di daerah tersebut. "Sekarang kan masih kekurangan sekali, pemadaman masih terjadi di Sulawesi Utara dan sebagainya. Oleh karena itu, sekarang dibangun PLTU 2 x 50 MW, PLTU ini sedang dibangun baru jadi 2-3 tahun lagi. Untuk menghindari pemadaman itu, kami sewa mesin saja," ungkapnya.
Berdasarkan keterangan PLN, kapal PLTG Apung ini didatangkan dari Turki dan berbendera Liberia. Kapal ini sudah berada di Indonesia, dan masih dalam proses Customs Clearence (Pemeriksaan Administrasi di Bea Cukai). Diharapkan PLTG Apung ini sudah dapat berada di Amurang, Minahasa Selatan pada Desember 2015 dan setelah proses instalasi dan uji teknis, maka PLTG Apung 120 MW ini bisa beroperasi untuk mensuplai kebutuhan listrik di Sulawesi Utara dan Gorontalo.
No comments:
Post a Comment