Real Estate Indonesia (REI) meyakini kinerja industri properti Tanah Air tahun 2016 akan lebih baik dari tahun ini. Bahkan, REI sempat berhitung industri properti bisa bertumbuh di angka 10 persen pada tahun depan, naik dari perkiraan tahun ini yang hanya di level 6 persen.
“Kita belum prediksi, kira-kira mungkin di 10 persen. Tapi saya pikir itu belum (pasti) nanti di bulan Januari, Februari (2016) baru kita bisa mulai prediksi,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI Eddy Hussy kala ditemui di sela Rapat Kerja Nasional (Rakernas) REI 2015 di Hote Ritz Carton Mega Kuningan, Jakarta, Kamis (3/12).
Ada beberapa alasan yang membuat Eddy optimistis. Pertama, pertumbuhan ekonomi kuartal III tahun ini sebesar 4,74 persen sudah menunjukkan perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya. Selain itu, kepercayaan masyarakat kepada pasar sudah menunjukkan adanya peningkatan. “Indikasinya juga penjualan properti di akhir tahun ini tidak naik jumlahnya, tapi juga tidak turun,” ujarnya.
Malah, lanjut Eddy, penjualan properti untuk kelas menengah dan menengah ke bawah menunjukkan peningkatan. Sementara penjualan perumahan kelas menengah ke atas (high-end) cenderung stabil. “Kalau yang high-end itu tidak naik (penjualannya) tapi juga tidak turun, sebelumnya malahan turun terus,” kata Eddy. Alasan berikutnya, implementasi paket kebijakan ekonomi pemerintah akan mulai banyak terealisasi di tahun depan menyusul terbitnya aturan pendukung terkait. Menurut Eddy, hal itu bisa semakin meningkatkan kepercayaan pada pasar.
“Kalau itu sudah selesai saya yakin kepercayaan masyarakat akan mulai naik lagi. Kapan? Kalau menurut kami sebagai pengusaha pertengahan tahun depan,” ujarnya. Untuk diketahui, tahun ini sendiri, industri properti diperkirakan hanya mencapai 5-6 persen menyusul perlambatan ekonomi. Adapun sektor properti yang paling terpukul adalah properti untuk kelas menengah ke atas (high-end) .
“Jadi memang di sektor high-end itu turun, tapi di sektor menengah, menengah ke bawah masih cukup lumayan,”ujarnya. Menurut Eddy, kinerja penjualan properti untuk kelas menengah dan menengah ke bawah masih bisa menunjukkan peningkatan salah satunya karena ada program sejuta rumah pemerintah. “Seperti FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) untuk program sejuta rumah, dulu kan kita selalu tidak terserap. Tahun ini di-launching April 2015, dana-dana itu baru mulai bergulir di Mei 2015, di bulan Septemer 2015 dana-dana itu sudah habis,” katanya
No comments:
Post a Comment