Dana Moneter Internasional (IMF) resmi memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini menjadi 3,2 persen. Angka tersebut lebih rendah 0,2 persen dibandingkan proyeksi yang dibuat pada Oktober 2015 lalu. Kepala Ekonom IMF Maurice Obstfeld menjelaskan, turunnya angka ramalan itu mencerminkan masih lesunya perekonomian semua negara.
“Tren perlambatan ekonomi berlanjut seperti yang kami sampaikan Januari lalu,” ujar Obstfeld di Kantor Pusat IMF di Washington, Amerika, seperti dikutip Kantor Berita Antara, Rabu (13/4). Menurut Obstfeld, perlambatan ekonomi telah berlangsung sejak tahun lalu. Hal tersebut bisa diendus dari aktifnya para investor menjual aset yang berisiko tinggi, meningkatnya kekhawatiran pelaku pasar, sampai harga minyak dan komoditas yang anjlok tajam.
Berdasarkan pengelompokkan negara yang dilakukannya, IMF memperkirakan negara-negara ekonomi maju mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi antara 0,3-0,5 persen. Beberapa negara tersebut antara lain Amerika Serikat sebesar 2,4 persen, negara Eropa seperti Jerman, Perancis, Italia, Spanyol sebesar 1,5 persen, Jepang 0,5 persen, dan negara maju lainnya di luar G7 sebesar 2,1 persen. Sementara itu kelompok negara berkembang diperkirakan tumbuh tipis, hanya 0,1-0,2 persen.
Negara-negara tersebut antara lain China sebesar 6,5 persen (naik 0,2 persen), India tetap 7,5 persen dan lima negara Asean yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Thailand tetap sebesar 4,8 persen.
Obstfeld menambahkan, proyeksi perlambatan ekonomi akan semakin menjadi apabila negara-negara di dunia tidak peka mempersempit kesenjangan ekonomi di antara warga negaranya. "Kesan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya menguntungkan kelompok elit dan pemilik modal akan meluas," kata dia.
Untuk itu IMF mengusulkan tiga resep dalam mengatasi kelesuan dan menjaga pertumbuhan ekonom di tengah kelesuan global, yakni melaui pendekatan moneter, fiskal dan struktur ekonomi. IMF dijadwalkan bakal menggelar pertemuan musim semi dengan Bank Dunia di Washington, Amerika pada 13-17 April 2016 guna membahas laju pertumbuhan ekonomi dunia dan isu strategis lainnya.
No comments:
Post a Comment