PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menyalurkan kredit sebesar Rp326,74 triliun hingga 31 Maret 2016. Pencapaian ini tumbuh 21,2 persen jika dibandingkan dengan perolehan kuartal I 2015 yang sebesar Rp269,51 triliun. "Kuartal pertama ini merupakan periode yang cukup berat, mengingat terjadinya tekanan terhadap beberapa sektor ekonomi yang menjadi segmen andalan BNI, seperti perdagangan yang tertekan oleh menurunnya permintaan dari beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor. Namun demikian, pertumbuhan bisnis kami mengindikasikan kinerja yang tetap stabil," ujar Achmad Baiquni, Direktur Utama BNI, kemarin.
Menurut dia, sektor business banking maupun sektor consumer business tetap bertumbuh positif. Sektor business banking masih mendominasi sebanyak 71,7 persen dari total kredit perseroan. Sektor kredit ini tumbuh 22,7 persen dari Rp190,95 triliun pada kuartal pertama 2015 menjadi Rp234,22 triliun pada periode yang sama tahun ini.
Salah satu sektor yang menjadi penopang kenaikan kredit di sektor business bankingadalah kredit ke sektor konstruksi. Kredit sektor ini melesat 127,5 persen menjadi Rp 5,99 triliun per Maret 2016. Selain itu, kredit sektor lainnya, seperti manufaktur, pertanian, transportasi, pergudangan, juga naik.
Sementara itu, lanjut Achmad, kredit sektor consumer business, bank pelat merah tersebut membukukan pertumbuhan sebesar 9,8 persen dari Rp52,53 triliun menjadi Rp57,65 triliun pada kuartal pertama ini. BNI sendiri menaruh perhatian serius pada penetrasi terhadap kredit berbasis payroll.
Dia menambahkan, dana pihak ketiga (DPK) BNI meningkat 21,8 persen menjadi sebesar Rp371,56 triliun per maret 2016. Dari total penghimpunan DPK tersebut, dana murah masih mendominasi hingga 58,5 persen atau sekitar Rp217,25 triliun. Dana murah ini tercatat tumbuh 12,9 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan DPK tidak terlepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan. Dalam rangka meningkatkan layanan ini, BNI menyediakan 1.862 gerai di seluruh Indonesia. Jumlah itu belum termasuk kantor-kantor perwakilan perseroan di luar negeri.
Saat ini, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio/CAR BNI terjaga pada level 19,9 persen. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio meningkat dari 130,5 persen menjadi 142,4 persen.
No comments:
Post a Comment